RUMAH KOS ANGKER
“apa ? kamu mau pindah lagi ros ? “
“ iya, aku nggak betah disana, rumahnya seram dan
banyak hantunya.”
“ rosa …. Rosa, kamu ini ada-ada saja mana ada sih
hantu di zaman sekarang, itu Cuma mitos, lagian baru satu bulan kamu kos
disitu, masa udah mau pindah mau jadi pemecah recor ya ? “
“ wah …. Ide bagus tuh. Nanti akucoba daftarin namaku
di muri ya ? “
“ hmmmmm…. Kalau begini terus, kuliahmu bisa terganggu
ros ? tiap bulan sibuk pindah aja. Mana barang-barang yang di bawa banyak lagi,
jangan-jangan kamu ke sini bukan buat kuliah ros, tapi survey tempat tinggal !!
“ he he he … pokoknya besok siang temenin aku cari
rumah kos yang baru ya, pesek?
“ ogah ah …
“ ayo lah da, masa kamu tega sama aku. Tau nggak da
tengah malam aku selalu dihantui oleh bayang-bayangan yang seram. Pokoknya aku
udah nggak tahan tinggal dirumah itu, pliss dong rida…
“ giliran ada maunya, pliss dong rida” coba aja kalau
nggak, aku dipanggil “ pesek “ padahal orang tuaku dulu ngasih nama pakai
motong kambing, tauu !!
“ itu kan panggilan sayang aku buat kamu. Satu-satunya
yang panggil kamu dengan sebutan “ pesek “ itu kan Cuma aku…
“ ya, dulu Cuma kamu, tapi sekarang temen-temen akau
dicampus pada manggil aku pesek.
“ oh ya ? rosa mengangguk kepala. Bisa kan pesek ? ayolah
.. kamu kan temen aku yang paling baik,
paling imut, super-super paling lah pokoknya.
“ stop … stop !! oke besok aku temani . “
“ thank you pesek. “
Rosa namaku, Cuma rosa, dulu kupikir namaku adalah
nama yang paling singkat di dunia, hanya R-O-S-A, empat huruf, tapi masih ada
yang namanya lebih sederhana dariku, dikampus ini kutemukan MEI, tiga huruf.
Aku merasa cukup senang dan aku mengurungkan niatku untuk memberi tambahan
sedikit dibelakang namaku, yaitu “ROSALINA”.
Tapi mungkin pengaruh namaku yang singkat aku adalah
orang yang sangat cepat dalam bertindak dan mengambil keputusan ( walau
kadang-kadang keliru dan nyesel ) termasuk dalam memilih rumah kos yang sedang
menjadi kasus sekarang ini.
Sekarang aku sedang mencari kos yang baru terus terang
aku baru enam bulan kuliah tapi udah pindah rumah lima kali, rumah pertama aku
tinggal disana genap tiga puluh hari, tapi kamar mandinya jorok dan air juga
sulit, sebenarnya aku senang tinggal disana, tapi entah bagaimana ceritanya,
bulan berikutnya aku sudah berada dirumah kos yang kedua, dirumah kos yang
kedua usia aku menempati rumah itu benar-benar singkat, Cuma lima hari.
Riwayatku selesai karena aku menggebuk anak pemilik kos yang suka mengintip aku
sedang mandi. Rumah yang ketiga aku boleh bangga bertahan hampir dua bulan. Aku
karena tiba-tiba yang punya rumah kos pelihara anjing untuk nakut-nakuti
pencuri. Kalau satu aku sih masih maklum, tapi enggak tanggung-tanggung tiga
sekaligus hiii… aku nggak suka anjing !!
Untuk rumah yang keempat, aku punya banyak alasan
kenapa harus pergi dari rumah yang membosankan itu. Selain persoalan rumah
angker, ibu kosnya juga cerewet, aku muak terus temen-temen aku juga suka
pulang tengah malam.
So …. Sing ini habis kuliah, aku dan rida mendatangi
rumah-rumah kos yang layak ditempati. Hari gini agak sulit mencari kamar yang
nganggur. Soalnya musim wisuda dan penerimaan siswa baru. Dari siang sampai
menjelang magrib hanya tiga rumah yang bisa menampung penghuni baru.
“ menurutmu gimana pesek ?” tanyaku kepada rida.
“ apanya gimana ? “
“ dari ketiga rumah yang tadi, mana yang paling bagus
menurutmu ?”
“ ooo … kalau yang paling bagus sih yang deket sama
kampus tadi rumahnya bertingkat, cantik ada tamannya, kamarnya luas , fasilitas
oke, terus dekat dengan kampus lagi, wah … serasa disurga hidupmu ros. “
“ akhir-akhir ini suka nggak nyambung deh ngomong sama
si pesek. Kalau pertimbangannya itu aku juga tahu !”
“ begini saja, kita pertimbangkan aja dulu nggak ros,
menurutku itu tempat yang paling layak dijadikan tempat persinggahanmu ros. “
“ ah … nggak usah terlalu dramatis gitulah, kayak main
sinetron aja. “
“ ehh, tapi aku serius ros jangan sampai salah pilih
tempat inggal lagi. Pokoknya ini terakhir aku nemeni kamu angkat-angkat barang,
sampai udah lima kali pindah kos … untung nggak pindah universitas.!
“apa ? “
“ aku bilang untung nggak pindah universitas !
makanya, ngambil keputusan itu dipikirkan mateng-mateng ros “
“ iya deh pesek, aku ikutin saran kamu “
“ hhmmm … bagusss” !!
“ tapi pendapat ku apa rumah itu tidak terlalu mewah
untuk tempat tinggal anak kos, warna cat rumahnya norak.”
“ ya sih, tapi tu kan bisa di atur, terus selain mewah
dan catnya norak apa lagi yang minus ? “
“ hhmmm… sebenarnya aku suka rumah itu, yang tinggal
disana kelihatannya juga ramah-ramah.”
“ menurutku juga begitu ros. “
“ ya, sudah besok bantu aku pindah ya ? “
“ huff … lagi-lagi ! pikirkan aja dulu ros, pindah
kali ini kalau bisa yang terakhir kalinya selama kuliah.”
“mikirnya sampai berapa lama pesek.”
“ tiga hari “ !
“ lama amat sampai tiga hari, satu hari aja ya ?”
“ yang beginian kok ditawar sih, ya udahlah terserah
kamu aja ros !”
“thank you pesek “
“ mudah-mudahan kamu betah tinggal disini ya ros, kata
rida sore itu.”
“ kalau aku betah disini, berarti aku nggak jadi masuk
rekor MURI donk !”
“ nggak wawww tu ros, masak masuk rekor MURI gara-gara
pindah rumah kos ehh … sudah sore nih, aku pulang dulu ya ros.”
“ oke … makasih banyak ya, pesek udah bantuin aku
pindah dan beres-beres. Salam buat ibu-bapak, bilang aku udah pindah,
mudah-mudahan ini rumah terakhir sampai aku tamat kuliah. “
“ amin … “
“ tirai putih, nama tempat kos ku yang baru. Disini
ada Sembilan kamar, tiap kamar akan diisi dua orang. Uniknya kamar-kamar tidak
boleh dihuni oleh makhluk yang setingkat.
“maksudnya ros ? “
“ maksudnya, dua orang dikamar itu salah satunya ada
yang lebih tua, system kakak adik gitu.”
“ ohh.. begitu !
“ selain ketentuan kamar yang tidak tertulis dan telah
berlangsung sejak lama, ada banyak peraturan disini, peraturan itu diketik
rapid an dipasang diruang tamu dan dikamar masing-masing, tertanda yang punya
rumah ibu jumitun.
“ peraturan pertama, nggak boleh keluar dari jam 21.00
wib, kecuali penting atau darurat. Dari dulu aku juga malas keluar malam.”
“ peraturan kedua, kalau mau bepergian jauh, harap
tinggalkan pesan ke teman. Tentu saja ntar kalau ada apa-apa nggak ada yang
tahu kan bisa bahaya.
“ peraturan ketiga, tamu laki-laki hanya boleh duduk
diluar dan tidak boleh berkunjung lewat jam Sembilan malam. He.. he.. he ..
akhirnya ada juga rumah yang ngurusin masalah tamu cowok.
“ peraturan keempat dan sampai peraturan yang ketujuh,
aku terima-terima aja, setuju deh pokoknya.”
Tradisi disini juga lain dari yang lain malam
pertamaku dipondok tirai putih cukup menyenangkan. Diantara keempat rumah yang
pernah kutinggali, tidak ada yang pernah menyelenggarakan perkenalan seperti
ini, semua anggota rumah dikumpulkan lalu saling memperkenalkan diringgak ada
yang sombong.
Ternyata penghuni rumah ini mewakili hamper setiap
fakultas yang ada di universitas kami. Lama mereka kuliah pun berfariasi ada
yang semester satu sama seperti aku, ada semester tiga, lima tujuh sampai
sebelas. Teman satu kamarku fakultas ekonomi semester lima. Orangnya gemuk,
sepanjang acara perkenalan tadi suara tawa selalu kedengaran palaing keras,
namaya tutiasi. Heran aku merasa sudah lama kenal dengan mereka. Mudah-mudahan
aku nggak salah pilih rumah kos lagi.
“ hehh, siapa nama kamu ?” desi penghuni kamar nomor
Sembilan
“ ohh penghuni
baru ya ?” apa urusanmu tanya endang ?”
“ dia mirip
temanku yang bunuh diri dikamar no sembilan itu.
“ bunuh diri
bisikku dalam hati tapi ternyata suaraku keluar juga “ kenapa dia bunuh diri ?
namanya siapa ?
“ namanya
linda, bunuh diri karena stress !
“ jangan
percaya, berhenti kau berbual. Keluar .... ! asti mendorong desi dasar setan
tukang bohong, rara membantu memegang tangan desi.
“ tidak, aku
tidak bohong. Sepuluh tahun yang lalu memang ada cewek cantik yang bunuh diri
di kamar no sembilan itu, dia bunuh diri pakai pisau dan tubuhnya berlumuran
darah.
“ keluar kau
dari tubuh desi ! teriak melly.
“ ha... ha ...
ha ... keluar !! nggak la yauu !!” sikap desi makain tak terkendali.
“ oke kalau
kau tidak mau keluar, kami yang akan mengeluarkanmu. Rara bacain ayat kursi,
melly memegang kuat-kuat tangan desi.
“ tutiasi,
melly, asti, indah juga memegangi tubuh desi. Aku hanya berdiri jadi penonton
seumur-umur baru kali ini aku melihat orang kesurupan.
“ melly dan
rara mulai membaca ayat kursi.
“ ahh... nggak
mempan bodoh !! aku ini muslim, aku tahu apa yang kau baca itu ‘
“ Lanjut aja ra,jangan dengarkan
kata asti.”
“ kalau kau
muslim, kenapa kau menyakiti desi “
“ huff... aku
sudah mulai lelah mendengar omong-omong kesurupan ini. Sudah tiga jam, jin itu
belum juga mau keluar dari tubuh desi, capek !
setaip minggu ada saja yang kesurupan.
“ ohh...
tuhan... apa mungkin aku salah pilih kos lagi ? lain kali sebelum memutuskan
untuk pindah aku akan pikir-pikir dulu lama-lama, dan aku harus menanyakan “
apa dirumah ini ada penangkal setan ? “