Jumat, 21 Desember 2012

MAKALAH GEOGRAFI


MAKALAH GEOGRAFI

Disusun Oleh

DENI HAMDANI



KELAS : XII-IPS2



SMA N 3 BANGKO PUSAKO
KAB. ROKAN HILIR
TP. 2012 / 2013


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan petunjuk dan kemudahan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah sederhana ini.
            Makalah  ini di susun dengan tujuan utama untuk melengkapi tugas wajib geografi yaitu pembuatan makalah , selain itu juga untuk melatih para siswa/siswi SMA N 3 Bangko Pusako dalam menyusun makalah .
            Penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada teman-teman  atau pihak-pihak terkait yang telah memberikan dukungan moral atau material hingga terselesaikannya pembuatan tugas makalah ini.  
            Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, karena adanya keterbatasan ilmu dan pengetahuan serta reperensi yang penulis milik. namun demikian penulis berharap semoga isi makalah ini dapat benar-benar bermanfaat bagi penulis khususnya, serta para pembaca  pada umumnya. Selain itu juga penulis berharap adanya kritik dan saran  yang membangun dari pihak pembaca demi terwujudnya  kesempurnaan isi makalah ini, sehingga makalah betul-betul  dapat menambah pengetauhan kita dalam penulisan makalah . 
                                                                                                        Hormat saya

                                                                                                  DENI HAMDANI

BAB I
PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang
Geografi adalah ilmu tentang lokasi serta persamaan dan perbedaan (variasi) keruangan atas fenomena fisik dan manusia di atas permukaan bumi. Kata geografi berasal dari bahasa yunani yaitu gê ("Bumi") dan graphein ("menulis", atau "menjelaskan").
Geografi yang secara historis telah mulai dikembangkan oleh para tokoh peletak dasar ilmu sejak masa Yunani dan Romawi Kuno (mulai sekitar abad ke-3 dan ke-2 SM) hanya merupakan sebagian saja dari sekian ilmu yang sama-sama mempelajari bumi. Sebutan geografi pertama kali di kemukakan oleh Eratosthenes (276-196 SM) sebagai ahli geografi dengan hasil karya utamanya yang berjudul Geographika. Tetapi meskipun hanya merupakan sebagian saja dari ilmu-ilmu yang mempelajari bumi, cakupan kajian geografi demikian luas hingga tidaklah mudah merumuskan batas-batas bidang kajiannya.
Pada hakikatnya, Geografi sebagai bidang ilmu pengetahuan, selalu melihat keseluruhan gejala dalam ruang dengan memperhatikan secara mendalam tiap aspek yang menjadi komponen tiap aspek tadi. Geografi sebagai satu kesatuan studi (unified geography), melihat satu kesatuan komponen alamiah dengan komponen insaniah pada ruang tertentu di permukaan bumi, dengan mengkaji faktor alam dan faktor manusia yang membentuk integrasi keruangan di wilayah yang bersangkutan. Gejala—interaksi—integrasi keruangan, menjadi hakekat kerangka kerja utama pada Geografi dan Studi Geografi (Sumaatmadja).
Para ahli geografidapat melakukan inkuiri (pengkajian) dalam bentuk pembuatanpeta ataumembandingkan persamaan dan perbedaan antara daerah-daerah di dunia. Geografi pun dapat mengkaji gambaran fisik dari daerah, faktor-faktor cuaca, kepadatan penduduk, sumber-sumber alam, penggunaan tanah dan lain-lain.
2.      Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam pembahasan ini yaitu :
1)      Kita mampu mendefenisikan dan menerapkan ilmu tentang geografi dalam kehidupan sehari-hari. 
2)      Kita mampu mengetahui arti pentingnya pemetaan pada suatu wilayah.
3)      Kita mampu arti pentingnya penginderaan jauh
4)      Mendorong para siswa untuk belajar bagaimana berbagai faktor di suatu daerah, baik fisik maupun budaya saling berinteraksi.



BAB II PEMBAHASAN


1.      PENGERTIAN PETA
Di jaman yang semakin maju ini  peta menjadi alat bantu yang sangat dibutuhkan dalam perencanaan pembangunan diberbagai bidang, seperti bidang pertanahan, pertanian, perkebunan, industri dan perdagangan, pelayaran, penerbangan, pendidikan, tata ruang wilayah, politik dan keamanan, dan lain-lain. Terlebih untuk peta-peta tematik yang sifatnya lebih khusus dan spesifik, sudah menjadi kebutuhan hampir setiap lembaga, lebih-lebih yang bergerak di bidang perencanaan dan pembangunan suatu wilayah dalam skala lokal, regional, nasional dan internasional.
Pada hakekatnya peta adalah sebuah alat peraga (Sandy, 1986), karena melalui peta seseorang akan dapat menyampaikan sesuatu ide kepada orang lain. Ide tersebut dapat berupa gambaran tentang bentuk-bentuk muka bumi, distribusi penduduk, penggunaan lahan di suatu tempat, kesuburan tanah, kedalaman air laut, penyebaran iklim, dan lain-lain yang terutama berkaitan dengan aspek keruangan (spasial).
Peta adalah gambaran konvensional dari permukaan bumi yang diperkecil dengan menggunakan skala dan digambar di atas bidang datar sebagai kenampakan jika dilihat dari atas dan ditambah dengan tulisan sebagai identitas.
Untuk mempelajari seluk beluk penggambaran permukaan bumi atau peta diperlukan pengetahuan khusus yang mempelajari tentang peta yang dinamakan Kartografi

2.      KLASIFIKASI PETA
-         Berdasarkan skala
a.        Peta kadaster,  berskla 1 : 100 –  1 : 5.000
b.      Peta skala besar,  berskala  1 : >5.000 -  1 :  250.000
c.       Peta skala sedang, berskala 1 : >250.000 -  1 : 500.00
d.      Peta skala kecil, beskala  1 : > 500.000 -  1 : 1.000.000
e.       Peta geografi, berskla  1 : > 1.000.000
-         Berdasarkan Isinya
a.       Peta umum : peta yang menggambarkan segala sesuatu yang ada dalam suatu daerah yang dipetakan. Contoh : peta topografi, peta chorografi, peta dunia
b.      Peta khusus/ tematik : peta yang hanya menggambarkan kenampakan tertentu saja atau menggambarkan satu aspek saja. Contoh peta kepadatan penduduk, peta geologi, peta navigasi, peta pariwisata, peta kontur dll 
-         Berdasarkan bentuk
a.       Peta foto : yang dihasilkan dari mosaik foto udara/ortofoto yang dilengkapi garis kontur, nama, dan legenda.
b.      Peta garis : peta yang menyajikan detail alam dan buatan manusia dalam bentuk titik, garis, dan luasan. Misal: peta rupa bumi (topografi), peta tematik.

3.      KOMPONEN-KOMPONEN PETA
-         Judul Peta
Judul peta mencerminkan isi dan tipe peta. Judul biasanya dicantumkan di bagian atas  peta dengan huruf besar. Fungsi judul adalah menunjukkan daerah yang digambarkan oleh peta tersebut.
-         Orientasi Peta/ Penunjuk Arah
Merupakan gambar penunjuk arah mata angin, pada umumnya peta berorientasi Utara, diletakkan di sudut kanan atas atau tempat lain yang kosong  
-         Skala
Skala adalah angka yang menunjukkan perbandingan antara jarak di peta dengan jarak yang sebenarnya di permukaan bumi. Secara umum skala dapat dibedakan menjadi 3 yaitu :
a.       Skala angka/numerik
Skala yang berupa angka-angka. Misalnya skala peta  1: 200.000, skala peta 1 : 1.000.000 dan sebagainya
b.      Skala Garis/Grafik
Skala yang ditunjukkan dengan membuat garis linier dengan membuat perbandingan pada setiap ruasnya.
c.       Skala kalimat/verbal
d.      Skala Yang menggunakan kalimat baku sebagai pentunjuk skala. Jenis skala ini banyak dipakai di Eropa yang biasanya menggunakan satuan inchi dan mil.
-         Legenda/keterangan
Legenda adalah keterangan yang penting yang memberikan keterangan dan penjelasan tentang simbol-simbol yang terdapat pada peta.
-         Garis koordinat astronomi
Garis ini diperlukan untuk mengetahui letak astronomi suatu tempat. Biasanya terdiri dari garis bujur dan garis lintang yang dituliskan di tepi peta dengan menujukkan berapa derajat, berapa menit dan berpa detik.
-         Lattering/tata tulis
Adalah tata tulis tulisan dan angka. Secara umum penulisan suatu obyek pada obyek daratan ditulis dengan huruf tegak, sedangkan simbol obyek perairan ditulis dengan huruf miring.
-         Sumber dan Tahun pembuatan
Sumber peta sangat penting, terutama untuk peta thematik. Sedangkan tahun pembuatan sangat penting mengingat ada tidaknya obyek pada waktu pembuatan sekarang ataua kemudian ahri akan berubah baik medan yang alami maupun medan buatan
-         Inset
Inset adalah peta kecil yang berfungsi memberikan tekanan atau penjelasan pada peta utama. Sehingga akan memperjelas dan mempertajam informasi peta utama.
-         Garis tepi
Berfungsi mempermudah dalam membuat peta. Biasanya dibuat rangkap dua
-         Tata warna
-         Simbol
Simbol adalah tanda atau lambang yang mewakili obyek di permukaan bumi yang terdapa pada peta.

4.      Fungsi dan Tujuan Pembuatan Peta
Fungsi:
§  Menunjukkan posisi atau lokasi relatif (letak suatu tempat dalam hubungannya dengan tempat lain di permukaan bumi).
§  Memperlihatkan ukuran (dari peta dapat diukur luas daerah dan jarak-jarak di atas permukaan bumi).
§  Memperlihatkan bentuk (benua, negara, provinsi, gunung, lembah, dll).
§  Mengumpulkan dan menyeleksi data-data dari suatu daerah dan menyajikan di atas peta, melalui media simbol.
5.      Tujuan pembuatan peta
§  Untuk komunikasi informasi ruang
§  Untuk menyimpan informasi
§  Untuk membantu pekerjaan: konstruksi jalan, navigasi, perencanaan, media pembelajaran.
§  Untuk membantu dalam suatu desain, misal: desain tata ruang wilayah, jalan, dll.
§  Untuk analisis data spatial, misal: perhitungan volume, evaluasi lahan, dll.
.

B.   PENGINDERAAN JAUH

1.      Penginderaan jauh 
Penginderaan jauh (atau disingkat inderaja) adalah pengukuran atau akuisisi data dari sebuah objek atau fenomena oleh sebuah alat yang tidak secara fisik melakukan kontak dengan objek tersebut atau pengukuran atau akuisisi data dari sebuah objek atau fenomena oleh sebuah alat dari jarak jauh, (misalnya dari pesawat, pesawat luar angkasa, satelit, kapal atau alat lain. Contoh dari penginderaan jauh antara lain satelit pengamatan bumi,satelit cuaca, memonitor janin dengan ultrasonik dan wahana luar angkasa yang memantau planet dari orbit. Inderaja berasal dari bahasa Inggrisremote sensing, bahasa Perancis télédétection, bahasaJerman fernerkundung, bahasaPortugis sensoria ento remota, bahasa Spanyol percepcion remote dan bahasa Rusia distangtionaya.

2.      Penginderaan Jauh Menurut Para Ahli

-         Menurut Lillesand dan Kiefer (1979)(2007)

Penginderaan Jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang obyek, wilayah, atau gejala dengan cara menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan alat tanpa kontak langsung terhadap obyek, wilayah, atau gejala yang dikaji.

-         Menurut Colwell (1984)

Penginderaaan Jauh yaitu suatu pengukuran atau perolehan data pada objek di permukaan bumi dari satelit atau instrumen lain di atas atau jauh dari objek yang diindera.

3.      Citra 
Dalam penginderaan jauh di dapat masukkan data atau hasil observasi yang disebut citra. Citra dapat diartikan sebagai gambatan yang tampak dari suatu obyek yang sedang diamati, sebagai hasil liputan atau rekaman suatu alat pemantau. Sebagai contoh, memotret bunga di taman. Foto bunga yang berhasil kita buat itu merupakan citra bunga tersebut.
(b) dengan skala yang tetap.
Menurut Hornby (1974) Citra adalah gambaran yang terekam oleh kamera atau alat sensor lain. Sedangkan menurut Simonett, dkk (1983) Citra adalah gambar rekaman suatu obyek (biasanya berupa gambaran pada foto) yang didapat dengan cara optik, electrooptik, optik-mekanik, atau electromekanik. Di dalam bahasa Inggris terdapat dua istilah yang berarti citra dalam bahasa Indonesia, yaitu “image” dan “imagery”, akan tetapi imagery dirasa lebih tepat penggunaannya (Sutanto, 1986). Agar dapat dimanfaatkan maka citra tersebut harus diinterprestasikan atau diterjemahkan/ ditafsirkan terlebih dahulu.
4.      Wahana 
  Kendaraan yang membawa alat pemantau dinamakan wahana. Berdasarkan ketinggian peredaran wahana, tempat pemantauan atau pemotretan dari angkasa ini dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok, yaitu: 
a. Pesawat terbang rendah sampai medium (Low to medium altitude aircraft), dengan ketinggian antara 1000 meter sampai 9000 meter dari permukaan bumi. Citra yang dihasilkan adalah citra foto (foto udara).
b. Pesawat terbang tinggi (high altitude aircraft) dengan ketinggian sekitar 18.000 meter dari permukaan bumi. Citra yang dihasilkan ialah foto udara dan Multispectral Scanner Data. 
c. Satelit, dengan ketinggian antara 400 km sampai 900 km dari permukaan bumi. Citra yang dihasilkan adalah citra satelit.

5.      SISTEM PENGINDERAAN JAUH
1. Tenaga untuk Penginderaan Jauh  Pengumpulan data dalam penginderaan jauh dilakukan dari jarak jauh dengan menggunakan sensor buatan, untuk itu diperlukan tenaga penghubung yang membawa data tentang obyek ke sensor. Data tersebut dikumpulkan dan direkam dengan 3 cara dengan variasi sebagai berikut:
a. Distribusi daya (force). Contoh: Gravitometer mengumpulkan data yang
berkaitan dengan gaya tarik bumi. 
b. Distribusi gelombang bunyi. Contoh: Sonar digunakan untuk mengumpulkan data gelombang suara dalam air.
c.Distribusi gelombang electromagnetik. Contoh: Camera untuk mengumpuilkan data yang berkaitan dengan pantulan sinar.
Dalam penginderaan jauh harus ada sumber tenaga yaitu matahari yang merupakan sumber utama tenaga elektromagnetik alami yang digunakan pada teknik pengambilan data obyek dalam penginderaan jauh. Penginderaan jauh dengan memanfaatkan tenaga alamiah disebut penginderaan jauh sistem pasif. Sedangkan sumber tenaga buatan digunakan dalam penginderaan jauh sistem aktif.
Tenaga ini mengenai obyek di permukaan bumi yang kemudian dipantulkan ke sensor. Ia juga dapat berupa tenaga dari obyek yang dipancarkan ke sensor. Jumlah tenaga matahari yang mencapaui bumi (radiasi) dipengaruhi oleh waktu (jam, musim), lokasi dan kondisi cuaca. Jumlah tenaga yang diterima pada siang hari lebih banyak bila dibandingkan dengan jumlahnya pada pagi atau sore hari. Kedudukan matahari terhadap tempat di bumi berubah sesuai dengan perubahan musim.
2. Atmosfer 
Atmosfer bersifat selektif terhadap panjang gelombang, sehingga hanya sebagian kecil saja tenaga elektromagnetik yang dapat mencapai permukaan bumi dan dimanfaatkan untuk penginderaan jauh. Bagian spektrum elektromagnetik yang mampu melalui atmosfer dan dapat mencapai permukaan bumi disebut “jendela atmosfer”. Jendela atmosfer yang paling dulu dikenal orang dan paling banyak digunakan dalam penginderaan jauh hingga sekarang ialah spektrum tampak yang dibatasi oleh gelombang 0,4 µm hingga 0,7 µm.
 Panjang gelombang “Special Band” spektrum elektromagnetik dan saluran yang digunakan dalam penginderaan jauh (Sabins Jr., 1978).
Tenaga elektromagnetik dalam jendela atmosfer tidak dapat mencapai permukaan bumi secara utuh, karena sebagian dari padanya mengalami hambatan oleh atmosfer. Hambatan ini terutama disebabkan oleh butir-butir yang ada di atmosfer seperti debu, uap air dan gas. Proses penghambatannya terjadi dalam bentuk serapan, pantulan dan hamburan. Perhatikan gambar 3.6.
3. Sensor atau Alat Pengindera 
Sensor adalah alat yang digunakan untuk melacak, mendeteksi, dan merekam suatu obyek dalam daerah jangkauan tertentu. Tiap sensor memiliki kepekaan tersendiri terhadap bagian spektrum elektromagnetik. Kemampuan sensor untuk merekam gambar terkecil disebut resolusi spasial. Semakin kecil obyek yang dapat direkam oleh sensor semakin baik kualitas sensor itu dan semakin baik resolusi spasial dari citra.

6.      Manfaat Penginderaan Jauh

-         Bidang Kelautan (Seasat, MOS)

a.       Pengamatan sifat fisis air laut.

b.      Pengamatan pasang surut air laut dan gelombang laut.

c.       Pemetaan perubahan pantai, abrasi, sedimentasi, dan lain-lain.

-         Bidang hidrologi (Landsat, SPOT)

a.       Pemanfaatan daerah aliran sungai (DAS) dan konservasi sungai.

b.      Pemetaan sungai dan studi sedimentasi sungai.

c.       Pemanfaatan luas daerah dan intensitas banjir.

-         Bidang geologi

a.       Menentukan struktur geologi dan macamnya.

b.      Pemantauan daerah bencana (gempa, kebakaran) dan pemantauan debu vulkanik.

c.       Pemantauan distribusi sumber daya alam.

d.      Pemantauan pencemaran laut dan lapisan minyak di laut.

e.       Pemanfaatan di bidang pertahanan dan militer.

f.       Pemantauan permukaan, di samping pemotretan dengan pesawat terbang dan aplikasisistem informasi geografi (SIG).

 

-         Bidang oseanografi

a.       Pengamatan sifat fisis air seperti suhu, warna, kadar garam dan arus laut.

b.      Pengamatan pasang srut dengan gelombang laut (tinggi, frekuensi, arah).

c.       Mencari distribusi suhu permukaan.

d.      Studi perubahan pasir pantai akibat erosi dan sedimentasi

 

C.   SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

1.      Pengertian system informasi geografis

Sistem Informasi Geografis (bahasa Inggris: Geographic Information System disingkat GIS) adalah sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan). Atau dalam arti yang lebih sempit, adalah sistem komputer yang memiliki kemampuan untuk membangun, menyimpan, mengelola dan menampilkan informasi berefrensi geografis, misalnya data yang diidentifikasi menurut lokasinya, dalam sebuah database. Para praktisi juga memasukkan orang yang membangun dan mengoperasikannya dan data sebagai bagian dari sistem ini.

Teknologi Sistem Informasi Geografis dapat digunakan untuk investigasi ilmiah, pengelolaan sumber daya, perencanaan pembangunan, kartografidan perencanaan rute. Misalnya, SIG bisa membantu perencana untuk secara cepat menghitung waktu tanggap darurat saat terjadi bencana alam, atau SIG dapat digunaan untuk mencari lahan basah (wetlands) yang membutuhkan perlindungan dari polusi.

2.      Pengertian menurut para ahli

-         Menurut Aronaff (1989), SIG adalah sistem informasi yang didasarkan pada kerja komputer yang memasukkan, mengelola, memanipulasi dan menganalisa data serta memberi uraian.

-         Menurut Burrough (1986), SIG merupakan alat yang bermanfaat untuk pengumpulan, penimbunan, pengambilan kembali data yang diinginkan dan penayangan data keruangan yang berasal dari kenyataan dunia.

-         Menurut Kang-Tsung Chang (2002), SIG sebagai a computer system for capturing, storing, querying, analyzing, and displaying geographic data.

-         Menurut Murai (1999), SIG sebagai sistem informasi yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memanggil kembali, mengolah, menganalisis dan menghasilkan data bereferensi geografis atau data geospatial, untuk mendukung pengambilan keputusan dalam perencanaan dan pengelolaan penggunaan lahan, sumber daya alam, lingkungan, transportasi, fasilitas kota, dan pelayanan umum lainnya.

-         Menurut Marble et al (1983), SIG merupakan sistem penanganan data keruangan.

-         Menurut Bernhardsen (2002) SIG sebagai sistem komputer yang digunakan untuk memanipulasi data geografi. Sistem ini diimplementasikan dengan perangkat keras dan perangkat lunak komputer yang berfungsi untuk akusisi dan verifikasi data, kompilasi data, penyimpanan data, perubahan dan pembaharuan data, manajemen dan pertukaran data, manipulasi data, pemanggilan dan presentasi data serta analisa data

-         Menurut Gistut (1994) SIG adalah sistem yang dapat mendukung pengambilan keputusan spasial dan mampu mengintegrasikan deskripsi-deskripsi lokasi dengan karakteristik-karakteristik fenomena yang ditemukan di lokasi tersebut. SIG yang lengkap mencakup metodologi dan teknologi yang diperlukan, yaitu data spasial perangkat keras, perangkat lunak dan struktur organisasi

-         Menurut Berry (1988) SIG merupakan sistem informasi, referensi internal, serta otomatisasi data keruangan.

-         Menurut Calkin dan Tomlison (1984) SIG merupakan sistem komputerisasi data yang penting.

-         Menurut Linden, (1987) SIG adalah sistem untuk pengelolaan, penyimpanan, pemrosesan (manipulasi), analisis dan penayangan data secara spasial terkait dengan muka bumi.

-         Menurut Alter SIG adalah sistem informasi yang mendukung pengorganisasian data, sehingga dapat diakses dengan menunjuk daerah pada sebuah peta.

-         Menurut Prahasta SIG merupakan sejenis software yang dapat digunakan untuk pemasukan, penyimpanan, manipulasi, menampilkan, dan keluaran informasi geografis berikut atribut-atributnya.

-         Menurut Petrus Paryono SIG adalah sistem berbasis komputer yang digunakan untuk menyimpan, manipulasi dan menganalisis informasi geografi.

3.      Komponen Sistem Informasi Geografis

Komponen-komponen pendukung SIG terdiri dari lima komponen yang bekerja secara terintegrasi yaitu perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), data, manusia, dan metode yang dapat diuraikan sebagai berikut:

-         Perangkat Keras (hardware)

Perangkat keras SIG adalah perangkat-perangkat fisik yang merupakan bagian dari sistem komputer yang mendukung analisis goegrafi dan pemetaan. Perangkat keras SIG mempunyai kemampuan untuk menyajikan citra dengan resolusi dan kecepatan yang tinggi serta mendukung operasioperasi basis data dengan volume data yang besar secara cepat. Perangkat keras SIG terdiri dari beberapa bagian untuk menginput data, mengolah data, dan mencetak hasil proses. Berikut ini pembagian berdasarkan proses :

a.       Input data: mouse, digitizer, scanner

b.      Olah data: harddisk, processor, RAM, VGA Card

c.       Output data: plotter, printer, screening.

-         Perangkat Lunak (software)

Perangkat lunak digunakan untuk melakukan proses menyimpan, menganalisa, memvisualkan data-data baik data spasial maupun non-spasial. Perangkat lunak yang harus terdapat dalam komponen software SIG adalah:

a.       Alat untuk memasukkan dan memanipulasi data SIG

b.      Data Base Management System (DBMS)

c.       Alat untuk menganalisa data-data

d.      Alat untuk menampilkan data dan hasil analisa

-         Data Pada prinsipnya terdapat dua jenis data untuk mendukung SIG yaitu :

-         Data Spasial

Data spasial adalah gambaran nyata suatu wilayah yang terdapat di permukaan bumi. Umumnya direpresentasikan berupa grafik, peta, gambar dengan format digital dan disimpan dalam bentuk koordinat x,y (vektor) atau dalam bentuk image (raster) yang memiliki nilai tertentu.

-         Data Non Spasial (Atribut)

Data non spasial adalah data berbentuk tabel dimana tabel tersebut berisi informasi- informasi yang dimiliki oleh obyek dalam data spasial. Data tersebut berbentuk data tabular yang saling terintegrasi dengan data spasial yang ada.

4.      Manfaat SIG di berbagai bidang

-         Manajemen tata guna lahan

Pemanfaatan dan penggunaan lahan merupakan bagian kajian geografi yang perlu dilakukan dengan penuh pertimbangan dari berbagai segi. Tujuannya adalah untuk menentukan zonifikasi lahan yang sesuai dengan karakteristik lahan yang ada. Misalnya, wilayah pemanfaatan lahan di kota biasanya dibagi menjadi daerah pemukiman, industri, perdagangan, perkantoran, fasilitas umum,dan jalur hijau. SIG dapat membantu pembuatan perencanaan masing-masing wilayah tersebut dan hasilnya dapat digunakan sebagai acuan untuk pembangunanutilitas-utilitas yang diperlukan. Lokasi dari utilitas-utilitas yang akan dibangun di daerah perkotaan (urban) perlu dipertimbangkan agar efektif dan tidak melanggar kriteria-kriteria tertentuyang bisa menyebabkan ketidakselarasan. Contohnya, pembangunan tempat sampah. Kriteria-kriteria yang bisa dijadikan parameter antara lain: di luar area pemukiman, berada dalam radius 10 meter dari genangan air, berjarak 5 meter dari jalan raya, dan sebagainya.

Dengan kemampuan SIG yang bisa memetakan apa yang ada di luar dan di dalam suatu area, kriteria-kriteriaini nanti digabungkan sehingga memunculkan irisan daerah yang tidak sesuai, agak sesuai, dan sangat sesuai dengan seluruh kriteria. Di daerah pedesaan (rural) manajemen tata guna lahan lebih banyak mengarah ke sektor pertanian.

Dengan terpetakannya curah hujan, iklim, kondisitanah, ketinggian, dan keadaan alam, akan membantu penentuan lokasi tanaman, pupuk yang dipakai, dan bagaimana proses pengolahan lahannya.


 

Pembangunan saluran irigasi agar dapat merata dan minimal biayanya dapat dibantu dengan peta sawah ladang, peta pemukiman penduduk, ketinggian masing-masing tempat dan peta kondisi tanah. Penentuan lokasi gudang dan pemasaran hasil pertanian dapat terbantu dengan memanfaatkan peta produksi pangan, penyebarankonsumen, dan peta jaringan transportasi. Selain untuk manajemen pemanfaatan lahan, SIG juga dapat membantu dalam hal penataan ruang. Tujuannya adalah agar penentuan pola pemanfaatan ruang disesuaikan dengan kondisi fisik dan sosial yang ada, sehingga lebih efektif dan efisien. Misalnya penataan ruang perkotaan, pedesaan, permukiman,kawasan industri, dan lainnya.

-         Inventarisasi sumber daya alam

Secara sederhana manfaat SIG dalam data kekayaan sumber daya alamialah sebagai berikut:

a.     Untuk mengetahui persebaran berbagai sumber daya alam, misalnya minyak bumi, batubara, emas, besi dan barang tambang lainnya.

b.    Untuk mengetahui persebaran kawasan lahan, misalnya:

·         Kawasan lahan potensial dan lahan kritis;

·         Kawasan hutan yang masih baik dan hutan rusak;

·         Kawasan lahan pertanian dan perkebunan;

·         Pemanfaatan perubahan penggunaan lahan;

·         Rehabilitasi dan konservasi lahan.

-         Untuk pengawasan daerah bencana alam

Kemampuan SIG untuk pengawasan daerah bencana alam, misalnya:

a.     Memantau luas wilayah bencana alam;

b.    Pencegahan terjadinya bencana alam pada masa datang;

c.     Menyusun rencana-rencana pembangunan kembali daerah bencana;

d.    Penentuan tingkat bahaya erosi;

e.     Prediksi ketinggian banjir;

f.     Prediksi tingkat kekeringan.

-         Bagi perencanaan Wilayah dan Kotaa

a.       Untuk bidang sumber daya, seperti kesesuaian lahan pemukiman, pertanian, perkebunan, tata guna lahan, pertambangan dan energi, analisis daerah rawan bencana.

b.      Untuk bidang perencanaan ruang, seperti perencanaan tata ruang wilayah, perencanaan kawasan industri, pasar, kawasan permukiman, penataan sistem dan status pertahanan.

c.       Untuk bidang manajemen atau sarana-prasarana suatu wilayah, seperti manajemen sistem informasi jaringan air bersih, perencanaan dan perluasan jaringan listrik.

d.      Untuk bidang pariwisata, seperti inventarisasi pariwisata dan analisis potensi pariwisata suatu daerah.

e.       Untuk bidang transportasi, seperti inventarisasi jaringan transportasi publik, kesesuaian rute alternatif, perencanaan perluasan sistem jaringan jalan, analisis kawasan rawan kemacetan dan kecelakaaan.

f.       Untuk bidang sosial dan budaya, seperti untuk mengetahui luas dan persebaran penduduk suatu wilayah, mengetahui luas dan persebaran lahan pertanian serta kemungkinan pola drainasenya, pendataan dan pengembangan pusat-pusat pertumbuhan dan pembangunan pada suatu kawasan, pendataan dan pengembangan pemukiman penduduk, kawasan industri, sekolah, rumah sakit, sarana hiburan dan perkantoran.


D.   POLA KERUANGAN DESA DAN KOTA
1.      DESA
-         Pengertian Desa
a.       Menurut Sutardjo Kartohardikusumo, Desa adalah satu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat yang berkuasa mengadakan pemerintahan sendiri.
b.      Menurut Prof. Drs Bintarto, Desa adalah perwujudan geografis yang ditimbulkan oleh unsur-unsur fisiografis, sosial, ekonomi, politik dan kultural yang terdapat di suatu daerah serta memiliki hubungan timbal balik dengan daerah lain.
c.       Menurut UU No. 5 th 1979, Desa adalah suatu wilayah yang ditempati sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai organisasi pemerintahan terendah langsung di bawah camat dan berhak menyelenggarakan rumah tangga sendiri dalam ikatan negara kesatuan RI
d.      Menurut William Ogburn dan MF Nimkoff, Desa adalah kesatuan organisasi kehidupan sosial di dalam daerah terbatas.
-         Ciri-ciri desa, antara lain :
a. Masyarakat sangat erat dengan alam.
b. Kehidupan warga petani sangat bergantung pada musim
c. Merupakan satu kesatuan sosial dan kesatuan kerja
d. Jumlah penduduk dan luas wilayah relatif kecil
e. Struktur ekonomi bersifat agraris
f. Masyarakatnya bersifat gemeinschaft
g. Proses sosial relatif lambat
h. Sosial kontrol ditentukan oleh hukum informal
-         Unsur-unsur desa, antara lain :
a.       Daerah
b.      Penduduk
c.       Tata kehidupan
-         Klasifikasi desa
a.       Berdasarkan angka kepadatan penduduk
1. Desa terkecil < 100 / km2
2. Desa kecil 100-500 / km2
3. Desa sedang 500-1500 / km2
4. Desa besar 1500-3000 / km2
5. Desa terbesar 3000-4500 / km2
b.      Berdasarkan faktor luas
1. Desa terkecil 0-2 km2
2. Desa kecil 2-4 km2
3. Desa sedang 4-6 km2
4. Desa besar 6-8 km2
5. Desa terbesar 8-10 km2
c.       Berdasarkan jumlah penduduk desa
1. Desa terkecil Penduduk < 800 orang
2. Desa kecil Penduduk 800-1600 orang
3. Desa sedang Penduduk 1600-2400 orang
4. Desa besar Penduduk 2400-3200 orang
5. Desa terbesar Penduduk > 3200 orang
d.      Berdasarkan perkembangan masyarakat
1. Desa tradisional
2. Desa swadaya
3. Desa swakarya
4. Desa swasembada
5. Desa pancasila
e.       Berdasarkan aktivitas masyarakat
1. Desa agraris
2. Desa industri
3. Desa nelayan
f.       Berdasarkan ikatannya
1. Desa geneologis
2. Desa territorial
3. Desa campuran
-         Potensi Desa
a.       Potensi fisik : tanah, air, iklim, ternak, manusia
b.      Potensi Non Fisik :
1. Masyarakat desa yang gotong royong
2. Lembaga-lembaga sosial
3. Aparatur atau pamong desa yang tertib
-         Struktur keruangan desa / pola desa
a.       Dilihat dari tingkat penyebaran penduduknya (SD Misra)
1. Compact Settlements (pemukiman yang mengelompok) karena :
· Tanah yang subur
· Relief rata
· Keamanan belum dapat dipastikan
· Permukaan air tanah dalam
2. Fragmented Settlements (pemukiman yang tersebar) karena :
· Daerah banjir
· Topografi kasar
· Keamanan terjamin
· Permukaan air tanah dangkal
b.      Dilihat dari bentuknya (Menurut Daldjoeni)
1. Pola desa linier atau memanjang jalan / sungai
2. Pola desa mengikuti garis pantai
3. Pola desa terpusat
4. Pola desa mengelilingi fasilitas
c.       Menurut Bintarto
1. Memanjang jalan
2. Memanjang sungai
3. Radial
4. Tersebar
5. Memanjang pantai
6. Memanjang pantai dan jalan kereta api
d.      Dilihat dari pesebarannya
1. Nucleated Agricultural Village Community / menggerombol
2. Line Village Community / memanjang
3. Open Country or Trade Center Community / tersebar

2.      KOTA
-         Pengertian kota
a. Menurut Max Weber, kota adalah tempat yang penghuninya sebagian besar telah mampu memenuhi kebutuhannya lewat pasar setempat yang barang-barangnya berasal dari pedesaan.
b. Menurut Bintarto, kota adalah sebagai bentang budaya yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alami dan non alami dengan gejala-gejala pemusatan penduduk yang cukup besar dengan corak kehidupan yang bersifat heterogen dan materialistik dibanding dengan daerah belakangnya.
-         Karakteristik kota
a. Ciri fisik ditandai adanya :
1. Tempat-tempat untuk pasar
2. Tempat-tempat untuk parkir
3. Tempat-tempat rekreasi dan olahraga
b. Ciri sosial
1. Pembagian kerja tegas
2. Masyarakatnya heterogen
3. Individualisme
4. Materialisme dan konsumerisme
5. Adanya toleransi sosial
6. Kontrol sosial
7. Segregasi keruangan
-         Potensi kota
a. Potensi sosial
b. Potensi fisik
c. Potensi ekonomi
d. Potensi politik
e. Potensi budaya
-         Pola keruangan kota
Ada tiga teori pola keruangan kota :
1. Teori konsentris oleh Ernest W. Burgess
2. Teori sektoral oleh Homer Hoyt
3. Teori Inti Ganda oleh Harris Ullman
-         Klasifikasi kota
a. Berdasarkan fungsinya
1. Kota sebagai pusat industri
2. Kota sebagai pusat perdagangan
3. Kota sebagai pusat pemerintahan
4. Kota sebagai pusat kebudayaan
5. Kota sebagai pusat pendidikan
6. Kota sebagai pusat kesehatan
b. Berdasarkan jumlah penduduk
1. Kota kecil penduduknya 20000-50000 jiwa
2. Kota sedang penduduknya 50000-100000 jiwa
3. Kota besar penduduknya 100000-1000000 jiwa
4. Metropolitan penduduknya 1000000-5000000 jiwa
5. Megapolitan penduduknya > 5000000 jiwa
-         Tahap perkembangan kota
a. Menurut Lewis Mumford, tingkat perkembangan kota ada 6 tahap :
1. Tahap eopolis : Tahapan perkembangan desa yang sudah teratur menuju arah kehidupan kota
2. Tahap polis : Suatu kota yang sebagian penduduknya masih agraris
3. Tahap metropolis : Kota yang kehidupannya sudah mengarah industri
4. Tahap megapolis : Wilayah perkotaan yang terdiri dari beberapa dari beberapa kota metropolis
5. Tahap tryanopolis : Suatu kota yang ditandai dengan adanya kekacauan , kemacetan lalu lintas , tingkat kriminalitas
6. Tahap nekropolis : Suatu kota yang mulai ditinggalkan penduduknya / kota mati
b. Menurut teknologi dan peradaban ada 3 fase perkembangan kota :
1. Fase Mezo Teknik :Perkembangan kota yang menyandarkan eksploitasi manusia atas sumber daya angin dan air .
2. Fase Paleo Teknik : Perkembangan kota yang sumber tenaga yang digunakan uap air dan mesin – mesinnya dikonstruksi dari besi dan baja
 3. Fase Neo Teknik : Perkembangan kota yang sumber tenaga yang digunakan bensin dan uap air
c . Menurut Griffith Taylor , tingkat perkembangan kota ada 4 tahap :
1 . Tahap infantile
Pada tahap ini ditandai dengan tidak adanya tempat pemisah antara pusat perekonomian dengan tempat peumahan sehingga biasanya dijadikan satu antara toko dan perumahan.
2. Tahap Juvenile
Pada tahap ini ditandai dengan munculnya rumah-rumah baru diantara rumah-rumah lama atau tua dan mulai nampak terpisahnya antara toko atau perusahaan atau perumahan.
3. Tahap Mature
Pada tahap ini ditandai adanya pengaturan tempat ekonomi dan perumahan atau sudah adanya perencanaan tata kota yang baik
4. Tahap sinile
Pada tahap ini kota kembali menjadi rumit karena adanya pengembangan-pengembangan kota yang lebih luas lagi sehingga terjadi pembongkaran dan penggusuran perumahan maupun untuk dipindahkan keluar kota.
3.      INTERAKSI DESA KOTA
-         Faktor yang mempengaruhi interaksi desa kota menurut Edward Ulman :
a. Adanya wilayah yang saling melengkapi
b. Adanya kesempatan untuk saling berintervensi
c. Adanya kemudahan perpindahan dalam ruang
-         Zona – zona interaksi :
a. City : inti kota
b. Sub urban / faubourg : suatu daerah yang lokasinya dekat pusat kota
c. Sub urban fringe : daerah peralihan antara desa kota
d. Urban fringe : semua daerah perbatasan luar kota namun mempunyai keadaan yang mirip dengan kota
e. Rural urban fringe : jalur daerah yang terletak antara dearah kota dengan desa
f. Rural : suatu daerah yang jauh dari kota
-         Menghitung kekuatan interaksi
a.       Teori gravitasi oleh W.J Reilly yang mengadopsi teori Issac Newton, Bahwa kekuatan interaksi antar wilayah dipengaruhi oleh jumlah penduduk dan jarak
b.      Teori Titik Henti, Bahwa jarak titik henti dari pusat perdagangan yang lebih kecil ukurannya berbanding lurus dengan jarak antara kedua pusat perdagangan tsbdan berbanding terbalik dgn satu ditambah akar kwadrat jumlah penduduk dari wilayah yang penduduknya lebih besar dibagi dgn jumlah penduduk pada wilayah yang jumlah penduduknya lebih kecil.
c.       Teori koneksitas KJ Kansky, Bahwa kekuatan interaksi antar kota dalam suatu wilayah ditentukan oleh jaringan jalan

E.   KONSEP WILAYAH DAN PERWILAYAHAN
1.      Pengertian
Wilayah adalah bagian daerah tertentu di permukaan bumi yang mempunyai sifat khas sebagai akibat dari adanya hubungan khusus antara kompleks lahan, air udara flora .fauna dan manusia . Perwilayahan adalah usaha untuk membagi permukaan bumi tertentu dan tujuan tertentu pula .
2.      Identifikasi perbedaan wilayah formal dan fungsional
Wilayah formal adalah wilayah yang mempunyai kenampakan yang sama Wilayah fungsional adalah wilayah yang memiliki keaneka ragaman

3.      Identifikasi pusat pertumbuhan
a.       Pengertian
Pusat pertumbuhan adalah kawasan yang mempunyai pertumbuhan sangat pesat di segala bidang yang dapat mempengaruhi kawasan sekelilingnya.
b.      Teori pusat pertumbuhan
a)      Teori tempat sentral oleh W. Christaller bahwa suatu lokasi pusat aktivitas yang senantiasa melayani berbagai kebutuhan penduduk harus terletak pada suatu tempat yang sentral.
b)      Teori kutub pertumbuhan oleh Perroux, bahwa kutub pertumbuhan merupakan fokus dalam wilayah ekonomi yang abstrak yang memancarkan kekuatan sentrifugal dan sentripetal yang menarik
c)      Teori polarisasi oleh Gurnal Myrdal
Bahwa setiap daerah mempunyai pusat pertumbuhan memiliki daya tarik terhadap tenaga buruh dan daerah pinggiran
4.      Faktor yang mempengaruhi pusat pertumbuhan
1. Faktor alam : iklim, tanah, air,mineral
2. Faktor budaya : iptek, industri, sarana transportasi
3. Faktor sosial : pendidikan, kesehatan

5.      Pusat-pusat pertumbuhan di Indonesia
-         Wilayah I : Aceh dan Sumatera Utara, berpusat di Medan
-         Wilayah II : Sumatera Barat dan Kepulauan Riau, berpusat di Pekanbaru
-         Wilayah III : Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu dan Bangka Belitung, berpusat di Palembang
-         Wilayah IV : Jakarta, Banten, Jawa Barat dan DIY, berpusat di Jakarta
-         Wilayah V : Kalimantan Barat, berpusat di Pontianak
-         Wilayah VI : Jawa Timur dan Bali berpusat di Surabaya
-         Wilayah VII : Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur, berpusat di Balikpapan dan Samarinda
-         Wilayah VIII : Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, berpusat di Makassar
-         Wilayah IX : Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara dan Gorontalo, berpusat di Manado
-         Wilayah X : Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua bagian barat, berpusat di Sorong

Wilayah tersebut dibagi menjadi :
1.      Wilayah pembangunan utama A : wilayah I dan II berpusat di Medan
2.      Wilayah pembangunan utama B : wilayah III, IV dan V berpusat di Jakarta
3.      Wilayah pembangunan utama C : wilayah VI dan VII berpusat di Surabaya
4.      Wilayah pembangunan utama D : wilayah VII, VIII, IX dan X berpusat di Makassar

F.    POLA NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG
Guna mengetahui sebuah negara termasuk dalam negara maju atau berkembang dapat dilakukan dengan dua metode:
-         Metode bersifat deskriptif, Metode bersifat deskriptif merupakan upaya untuk mempelajari gejala-gejala perekonomian yang terjadi di masyarakat yang berhubungan dengan besarnya pendapatan.
-         Metode bersifat kuantitatif, Metode bersifat kuantitatif merupakan upaya untuk mempelajari gejala-gejala ekonomi di masyarakat yang berhubungan dengan data-data statistik.
a.      Ciri negara berkembang dan negara maju
1.      Ciri-ciri negara berkembang
v  Menurut Prof. Harvey Leibenstein
a)      Sebagian besar penduduknya beraktivitas dalam bidang pertanian
b)      Adanya pengangguran tersembunyi dan kurangnya kesempatan kerja di luar bidang pertanian
c)      Modal per orang kecil
d)     Pendapatan per orang rendah
e)      Tingkat kebutuhan rendah
f)       Tabungan sedikit
g)      Sebagian besar pengeluaran untuk pemenuhan kebutuhan bahan pangan dan kebutuhan primer lainnya
h)      Adanya ekspor barang produksi primer
i)        Volume perniagaan per kapita sangat rendah
j)        Fasilitas kredit dan marketing kurang baik
k)      Fasilitas perumahan baik

v  Menurut Meier dan Baldwin
a)      Merupakan negara produsen barang-barang primer
b)      Kekurangan modal
c)      Penduduknya miskin dan melarat
d)     Menghadapi masalah tekanan penduduk
e)      Mempunyai sumber-sumber alamiah yang belum dieksploitasi

v  Menurut General of United Nation Spacial for Economic Development
a)      Penduduknya miskin, banyak pengemis di kota dan penduduk desa hidup pada tingkat subsistem
b)      Rumah-rumah sakit dan lembaga-lembaga perguruan tinggi masih jarang
c)      Sebagian besar penduduknya masih buta huruf
d)     Sistem perbankan yang kurang baik, pinjaman yang kecil berasal dari orang-orang yang mempunyai uang biasanya bersifat ijon
e)      Kegiatan-kegiatan ekspor terutama berupa bahan-bahan dasar, bijih besi dan kadang-kadang mewah

-         Ciri-ciri negara maju
a)      Pendapatan per kapita tinggi
b)      Angka pertumbuhan penduduk kecil
c)      Angka kematian kecil
d)     Memiliki kualitas sumber daya manusia tinggi, sehingga kesejahteraan masyarakat tinggi
e)      Kemajuan teknologi dan pembangunan ekonomi yang bergerak cepat
f)       Sumber daya alam sudah diolah secara efektif

-         Indikator keberhasilan dengan tepat negara maju menurut UNSRID Tahun 1997
Indikator untuk mengetahui perkembangan suatu negara adalah pendapatan rasional, pendapatan per kapita, indeks pembangunan manusia dan pemenuhan kebutuhan pokok.
1)      Pendapatan Nasional (Gross National Product / GNP)
Pendapatan nasional dapat digunakan untuk mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi suatu negara. Pendapatan per kapita : pendapatan nasional dibagi dengan jumlah penduduk
2)      Indeks mutu hidup
Ditentukan berdasarkan 3 faktor yaitu : angka kematian bayi, angka harapan hidup dan tingkat melek huruf
3)      Indeks pembangunan manusia
Indeks pembangunan manusia adalah ukuran standar PBB yang dapat digunakan untuk mengukur kualitas sumber daya manusia antara lian umur, pendidikan, kesehatan dan standar hidup
Pemenuhan kebutuhan pokok Kebutuhan pokok meliputi nutrisi, pendidikan dasar, kesehatan, sanitasi, suplai air dan perumahan yang cukup
-         Tahapan-tahapan perkembangan negara menurut W.W Rostow
1.      Tahap Masyarakat Tradisional (The Traditional Society)
Ciri-cirinya adalah :
a. Pada umumnya masyarakatnya belum produktif
b. Produktivitas dalam perekonomian masih rendah
c. Sistem kerja bersifat turun-temurun
d. Sistemperekonomian belum berorientasi pada pasar
e. Mata pencaharian di sektor pertanian
2.      Tahap Prakondisi Lepas Landas (The Precondition for Take Off)
Ciri-cirinya adalah :
a.       Masyarakatnya sedang menuju pada perubahan di segala bidang baik ekonomi, sosial maupun politik
b.      Masyarakatnya makin mengenal teknologi yang lebih produktif
c.       Masyarakat mulai mengenal lembaga keuangan sebagai tempat menabung
d.      Kegiatan perekonomian bergerak lebih maju
3.      Tahap Lepas Landas (Take Off)
Ciri-cirinya adalah :
a. Usaha produksi yang dilakukan terus berkembang
b. Pertumbuhan ekonomi makin mantap
c. Kegiatan industri lebih dominan di dalam pertumbuhan ekonomi
d. Pendapatan per kapita terus meningkat
4.      Tahap Gerak Menuju Kematangan (The Drive for Maturerity)
Ciri-cirinya adalah :
a. Pertumbuhan ekonomi berlangsung terus-menerus
b. Penggunaan teknologi makin tinggi
c. Struktur ekonomi makin mantap
d. Industri modern makin banyak tumbuh dan berkembang
5.      Tahap Konsumsi Masa Tinggi (The Age of High Mass Consumption)
Ciri dalam tahap ini antara lain daya beli masyarakat terhadap kebutuhan pokok sudah sangat tinggi

-         Contoh negara berkembang dan negara maju

Contoh negara berkembang
a.       Cina
b.      Brasil
c.       Saudi Arabia
d.      India
e.       Afrika Selatan

Contoh negara maju
a.       Amerika Serikat
b.      Jepang
c.       Negara-negara di Eropa Barat
d.      Australia






BAB III PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Secara umum, peta merupakan gambaran konvesional permukaan bumi yang diskalakan. Peta berfingsi untuk menunjukkan letak/lokasi suatu data atau kenampakan dipermukaan bumi
Penginderaan jauh ( remote sensing ) adalah proses membaca dari jarak jauh menggunakan berbagai sensor sehingga diperoleh data yang kemudian akan dianalisis menjadi sebuah informasi.
SIG adalah system computer yang mampu mengumpulkan, menimpan , memanipulasi, mengintegrasikan dan menganalisis informasi-informasi yang berhubungan dengan permukaan bumi.
Pengelompokan Negara maju dan berkembang umumnya didasarkan pada GNP , struktur mata pencaharian, produktivitas tenaga kerja, penggunaan energy per orang, fasilitas transfortasi, serta penggunaan logam yang telah diolah.

B.     SARAN
1.      Dengan adanya pelajaran geografi seharusnya masyarakat dapat mengetahui lebih banyak lagi tentang alam, tetapi kenyataaannya masih banyak masyarakat yang belum bias memanfaatkan alam yang kita miliki dengan sebaik-baiknya.
2.      Dengan mempelajari ilmu geografi, diharapkan agar masyarakat tidak lagi berfikiran kuno tentang penyebab kejadian-kejadian alam.
3.      Dengan belajar geografi yang salah satu konsep dasarnya adalah globalisasi seharusnya kita sebagai generasi muda tidak terseret kedalam dampak negatif dari globalisasi tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Uli H, Marah & Asep Mulyadi. 2007. Geografi Untuk SMA Dan MA Kelas XII. Gelora Aksara Pratama : Jakarta
Lillesland, Thomas. M dan Ralph W. Kiefer. 2007. Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press.
Sutanto. 1979. Pengetahuan Dasar Interpretasi Citra. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Wikipedia bahasa indonesia.

Copyright @ 2013 AGUNG_NET BLOG.