MAKALAH
GEOGRAFI
Disusun
Oleh
DENI HAMDANI
KELAS : XII-IPS2
SMA N 3 BANGKO PUSAKO
KAB. ROKAN HILIR
TP. 2012 / 2013
KATA PENGANTAR
Puji
syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan petunjuk dan
kemudahan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah sederhana ini.
Makalah ini di susun dengan tujuan utama untuk melengkapi
tugas wajib geografi yaitu
pembuatan makalah , selain itu juga untuk melatih para siswa/siswi SMA N 3 Bangko
Pusako dalam menyusun makalah .
Penulis juga tidak lupa mengucapkan
terima kasih kepada teman-teman atau
pihak-pihak terkait yang telah memberikan dukungan moral atau material hingga
terselesaikannya pembuatan tugas makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, karena adanya keterbatasan
ilmu dan pengetahuan serta reperensi yang penulis milik. namun demikian penulis
berharap semoga isi makalah ini dapat benar-benar bermanfaat bagi penulis
khususnya, serta para pembaca pada
umumnya. Selain itu juga penulis berharap adanya kritik dan saran yang membangun dari pihak pembaca demi terwujudnya kesempurnaan isi makalah ini, sehingga makalah
betul-betul dapat menambah pengetauhan
kita dalam penulisan makalah .
Hormat
saya
DENI
HAMDANI
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Geografi adalah
ilmu tentang lokasi serta persamaan dan perbedaan (variasi) keruangan atas
fenomena fisik dan manusia di atas permukaan bumi. Kata geografi berasal dari
bahasa yunani yaitu gê ("Bumi") dan graphein ("menulis",
atau "menjelaskan").
Geografi yang
secara historis telah mulai dikembangkan oleh para tokoh peletak dasar ilmu
sejak masa Yunani dan Romawi Kuno (mulai sekitar abad ke-3 dan ke-2 SM) hanya
merupakan sebagian saja dari sekian ilmu yang sama-sama mempelajari bumi.
Sebutan geografi pertama kali di kemukakan oleh Eratosthenes (276-196 SM)
sebagai ahli geografi dengan hasil karya utamanya yang berjudul Geographika.
Tetapi meskipun hanya merupakan sebagian saja dari ilmu-ilmu yang mempelajari
bumi, cakupan kajian geografi demikian luas hingga tidaklah mudah merumuskan
batas-batas bidang kajiannya.
Pada hakikatnya,
Geografi sebagai bidang ilmu pengetahuan, selalu melihat keseluruhan gejala
dalam ruang dengan memperhatikan secara mendalam tiap aspek yang menjadi
komponen tiap aspek tadi. Geografi sebagai satu kesatuan studi (unified
geography), melihat satu kesatuan komponen alamiah dengan komponen insaniah
pada ruang tertentu di permukaan bumi, dengan mengkaji faktor alam dan faktor
manusia yang membentuk integrasi keruangan di wilayah yang bersangkutan.
Gejala—interaksi—integrasi keruangan, menjadi hakekat kerangka kerja utama pada
Geografi dan Studi Geografi (Sumaatmadja).
Para ahli
geografidapat melakukan inkuiri (pengkajian) dalam bentuk pembuatanpeta
ataumembandingkan persamaan dan perbedaan antara daerah-daerah di dunia.
Geografi pun dapat mengkaji gambaran fisik dari daerah, faktor-faktor cuaca,
kepadatan penduduk, sumber-sumber alam, penggunaan tanah dan lain-lain.
2. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam
pembahasan ini yaitu :
1)
Kita mampu mendefenisikan dan
menerapkan ilmu tentang geografi dalam kehidupan sehari-hari.
2)
Kita mampu mengetahui arti pentingnya pemetaan pada
suatu wilayah.
3)
Kita mampu arti pentingnya penginderaan jauh
4)
Mendorong para siswa untuk
belajar bagaimana berbagai faktor di suatu daerah, baik fisik maupun budaya
saling berinteraksi.
BAB II PEMBAHASAN
1.
PENGERTIAN PETA
Di jaman yang semakin maju ini peta menjadi alat bantu yang sangat
dibutuhkan dalam perencanaan pembangunan diberbagai bidang, seperti bidang
pertanahan, pertanian, perkebunan, industri dan perdagangan, pelayaran,
penerbangan, pendidikan, tata ruang wilayah, politik dan keamanan, dan
lain-lain. Terlebih untuk peta-peta tematik yang sifatnya lebih khusus dan
spesifik, sudah menjadi kebutuhan hampir setiap lembaga, lebih-lebih yang
bergerak di bidang perencanaan dan pembangunan suatu wilayah dalam skala lokal,
regional, nasional dan internasional.
Pada hakekatnya peta adalah sebuah alat peraga (Sandy, 1986), karena
melalui peta seseorang akan dapat menyampaikan sesuatu ide kepada orang lain.
Ide tersebut dapat berupa gambaran tentang bentuk-bentuk muka bumi, distribusi
penduduk, penggunaan lahan di suatu tempat, kesuburan tanah, kedalaman air
laut, penyebaran iklim, dan lain-lain yang terutama berkaitan dengan aspek
keruangan (spasial).
Peta adalah gambaran
konvensional dari permukaan bumi yang diperkecil dengan menggunakan skala dan
digambar di atas bidang datar sebagai kenampakan jika dilihat dari atas dan
ditambah dengan tulisan sebagai identitas.
Untuk mempelajari seluk beluk penggambaran permukaan bumi atau peta
diperlukan pengetahuan khusus yang mempelajari tentang peta yang dinamakan Kartografi
2.
KLASIFIKASI PETA
-
Berdasarkan skala
a. Peta
kadaster, berskla 1 : 100 – 1 : 5.000
b. Peta skala
besar, berskala 1 : >5.000 - 1 : 250.000
c. Peta skala sedang,
berskala 1 : >250.000 - 1 : 500.00
d. Peta skala kecil,
beskala 1 : > 500.000 - 1 : 1.000.000
e. Peta geografi,
berskla 1 : > 1.000.000
-
Berdasarkan Isinya
a. Peta umum : peta
yang menggambarkan segala sesuatu yang ada dalam suatu daerah yang dipetakan.
Contoh : peta topografi, peta chorografi, peta dunia
b. Peta khusus/
tematik : peta yang hanya menggambarkan kenampakan tertentu saja atau
menggambarkan satu aspek saja. Contoh peta kepadatan penduduk, peta geologi,
peta navigasi, peta pariwisata, peta kontur dll
-
Berdasarkan bentuk
a. Peta foto : yang
dihasilkan dari mosaik foto udara/ortofoto yang dilengkapi garis kontur, nama,
dan legenda.
b. Peta garis :
peta yang menyajikan detail alam dan buatan manusia dalam bentuk titik, garis,
dan luasan. Misal: peta rupa bumi (topografi), peta tematik.
3.
KOMPONEN-KOMPONEN PETA
-
Judul Peta
Judul peta
mencerminkan isi dan tipe peta. Judul biasanya dicantumkan di bagian atas
peta dengan huruf besar. Fungsi judul adalah menunjukkan daerah yang
digambarkan oleh peta tersebut.
-
Orientasi Peta/ Penunjuk Arah
Merupakan gambar
penunjuk arah mata angin, pada umumnya peta berorientasi Utara, diletakkan di
sudut kanan atas atau tempat lain yang kosong
-
Skala
Skala adalah angka
yang menunjukkan perbandingan antara jarak di peta dengan jarak yang sebenarnya
di permukaan bumi. Secara umum skala dapat dibedakan menjadi 3 yaitu :
a. Skala angka/numerik
Skala yang berupa
angka-angka. Misalnya skala peta 1: 200.000, skala peta 1 : 1.000.000 dan
sebagainya
b. Skala Garis/Grafik
Skala yang
ditunjukkan dengan membuat garis linier dengan membuat perbandingan pada setiap
ruasnya.
c. Skala kalimat/verbal
d. Skala Yang
menggunakan kalimat baku sebagai pentunjuk skala. Jenis skala ini banyak
dipakai di Eropa yang biasanya menggunakan satuan inchi dan mil.
-
Legenda/keterangan
Legenda adalah
keterangan yang penting yang memberikan keterangan dan penjelasan tentang
simbol-simbol yang terdapat pada peta.
-
Garis koordinat astronomi
Garis ini
diperlukan untuk mengetahui letak astronomi suatu tempat. Biasanya terdiri dari
garis bujur dan garis lintang yang dituliskan di tepi peta dengan menujukkan
berapa derajat, berapa menit dan berpa detik.
-
Lattering/tata tulis
Adalah tata tulis
tulisan dan angka. Secara umum penulisan suatu obyek pada obyek daratan ditulis
dengan huruf tegak, sedangkan simbol obyek perairan ditulis dengan huruf
miring.
-
Sumber dan Tahun pembuatan
Sumber peta sangat
penting, terutama untuk peta thematik. Sedangkan tahun pembuatan sangat penting
mengingat ada tidaknya obyek pada waktu pembuatan sekarang ataua kemudian ahri
akan berubah baik medan yang alami maupun medan buatan
-
Inset
Inset adalah peta
kecil yang berfungsi memberikan tekanan atau penjelasan pada peta utama.
Sehingga akan memperjelas dan mempertajam informasi peta utama.
-
Garis tepi
Berfungsi
mempermudah dalam membuat peta. Biasanya dibuat rangkap dua
-
Tata warna
-
Simbol
Simbol adalah tanda
atau lambang yang mewakili obyek di permukaan bumi yang terdapa pada peta.
4.
Fungsi dan Tujuan Pembuatan Peta
Fungsi:
§
Menunjukkan posisi atau lokasi relatif (letak suatu tempat dalam
hubungannya dengan tempat lain di permukaan bumi).
§
Memperlihatkan ukuran (dari peta dapat diukur luas daerah dan jarak-jarak
di atas permukaan bumi).
§
Memperlihatkan bentuk (benua, negara, provinsi, gunung, lembah, dll).
§
Mengumpulkan dan menyeleksi data-data dari suatu daerah dan menyajikan di
atas peta, melalui media simbol.
5.
Tujuan pembuatan peta
§
Untuk komunikasi informasi ruang
§
Untuk menyimpan informasi
§
Untuk membantu pekerjaan: konstruksi jalan, navigasi, perencanaan, media pembelajaran.
§
Untuk membantu dalam suatu desain, misal: desain tata ruang wilayah, jalan,
dll.
§
Untuk analisis data spatial, misal: perhitungan volume, evaluasi lahan,
dll.
.
B. PENGINDERAAN JAUH
1.
Penginderaan
jauh
Penginderaan jauh (atau disingkat inderaja)
adalah pengukuran atau akuisisi data dari sebuah objek atau fenomena oleh
sebuah alat yang tidak secara fisik melakukan kontak dengan objek tersebut atau
pengukuran atau akuisisi data dari sebuah objek atau fenomena oleh sebuah alat
dari jarak jauh, (misalnya dari pesawat, pesawat luar
angkasa, satelit, kapal atau alat
lain. Contoh dari penginderaan jauh antara lain satelit pengamatan bumi,satelit cuaca,
memonitor janin dengan ultrasonik dan wahana luar angkasa yang memantau planet dari orbit. Inderaja berasal dari bahasa Inggrisremote sensing, bahasa Perancis télédétection, bahasaJerman fernerkundung, bahasaPortugis sensoria ento remota, bahasa Spanyol percepcion remote dan bahasa Rusia distangtionaya.
2.
Penginderaan
Jauh Menurut Para Ahli
-
Menurut
Lillesand dan Kiefer (1979)(2007)
Penginderaan
Jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang obyek, wilayah,
atau gejala dengan cara menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan
alat tanpa kontak langsung terhadap obyek, wilayah, atau gejala yang dikaji.
-
Menurut
Colwell (1984)
Penginderaaan Jauh yaitu suatu
pengukuran atau perolehan data pada objek di permukaan bumi dari satelit atau
instrumen lain di atas atau jauh dari objek yang diindera.
3.
Citra
Dalam penginderaan jauh di dapat masukkan data atau hasil observasi yang disebut citra. Citra dapat diartikan sebagai gambatan yang tampak dari suatu obyek yang sedang diamati, sebagai hasil liputan atau rekaman suatu alat pemantau. Sebagai contoh, memotret bunga di taman. Foto bunga yang berhasil kita buat itu merupakan citra bunga tersebut. (b) dengan skala yang tetap.
Menurut Hornby (1974) Citra adalah gambaran yang terekam oleh kamera atau alat sensor lain. Sedangkan menurut Simonett, dkk (1983) Citra adalah gambar rekaman suatu obyek (biasanya berupa gambaran pada foto) yang didapat dengan cara optik, electrooptik, optik-mekanik, atau electromekanik. Di dalam bahasa Inggris terdapat dua istilah yang berarti citra dalam bahasa Indonesia, yaitu “image” dan “imagery”, akan tetapi imagery dirasa lebih tepat penggunaannya (Sutanto, 1986). Agar dapat dimanfaatkan maka citra tersebut harus diinterprestasikan atau diterjemahkan/ ditafsirkan terlebih dahulu.
Dalam penginderaan jauh di dapat masukkan data atau hasil observasi yang disebut citra. Citra dapat diartikan sebagai gambatan yang tampak dari suatu obyek yang sedang diamati, sebagai hasil liputan atau rekaman suatu alat pemantau. Sebagai contoh, memotret bunga di taman. Foto bunga yang berhasil kita buat itu merupakan citra bunga tersebut. (b) dengan skala yang tetap.
Menurut Hornby (1974) Citra adalah gambaran yang terekam oleh kamera atau alat sensor lain. Sedangkan menurut Simonett, dkk (1983) Citra adalah gambar rekaman suatu obyek (biasanya berupa gambaran pada foto) yang didapat dengan cara optik, electrooptik, optik-mekanik, atau electromekanik. Di dalam bahasa Inggris terdapat dua istilah yang berarti citra dalam bahasa Indonesia, yaitu “image” dan “imagery”, akan tetapi imagery dirasa lebih tepat penggunaannya (Sutanto, 1986). Agar dapat dimanfaatkan maka citra tersebut harus diinterprestasikan atau diterjemahkan/ ditafsirkan terlebih dahulu.
4.
Wahana
Kendaraan yang membawa alat pemantau dinamakan wahana. Berdasarkan ketinggian peredaran wahana, tempat pemantauan atau pemotretan dari angkasa ini dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok, yaitu:
Kendaraan yang membawa alat pemantau dinamakan wahana. Berdasarkan ketinggian peredaran wahana, tempat pemantauan atau pemotretan dari angkasa ini dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok, yaitu:
a. Pesawat
terbang rendah sampai medium (Low to medium altitude aircraft), dengan
ketinggian antara 1000 meter sampai 9000 meter dari permukaan bumi. Citra yang
dihasilkan adalah citra foto (foto udara).
b. Pesawat
terbang tinggi (high altitude aircraft) dengan ketinggian sekitar 18.000 meter
dari permukaan bumi. Citra yang dihasilkan ialah foto udara dan Multispectral
Scanner Data.
c. Satelit,
dengan ketinggian antara 400 km sampai 900 km dari permukaan bumi. Citra yang
dihasilkan adalah citra satelit.
5.
SISTEM PENGINDERAAN JAUH
1. Tenaga untuk
Penginderaan Jauh Pengumpulan data
dalam penginderaan jauh dilakukan dari jarak jauh dengan menggunakan sensor
buatan, untuk itu diperlukan tenaga penghubung yang membawa data tentang obyek
ke sensor. Data tersebut dikumpulkan dan direkam dengan 3 cara dengan variasi
sebagai berikut:
a. Distribusi daya (force). Contoh: Gravitometer mengumpulkan data yang berkaitan dengan gaya tarik bumi.
a. Distribusi daya (force). Contoh: Gravitometer mengumpulkan data yang berkaitan dengan gaya tarik bumi.
b. Distribusi
gelombang bunyi. Contoh: Sonar digunakan untuk mengumpulkan data gelombang
suara dalam air.
c.Distribusi
gelombang electromagnetik. Contoh: Camera untuk mengumpuilkan data yang berkaitan
dengan pantulan sinar.
Dalam
penginderaan jauh harus ada sumber tenaga yaitu matahari yang merupakan sumber
utama tenaga elektromagnetik alami yang digunakan pada teknik pengambilan data
obyek dalam penginderaan jauh. Penginderaan jauh dengan memanfaatkan tenaga
alamiah disebut penginderaan jauh sistem pasif. Sedangkan sumber tenaga buatan
digunakan dalam penginderaan jauh sistem aktif.
Tenaga ini mengenai obyek di permukaan bumi yang kemudian dipantulkan ke sensor. Ia juga dapat berupa tenaga dari obyek yang dipancarkan ke sensor. Jumlah tenaga matahari yang mencapaui bumi (radiasi) dipengaruhi oleh waktu (jam, musim), lokasi dan kondisi cuaca. Jumlah tenaga yang diterima pada siang hari lebih banyak bila dibandingkan dengan jumlahnya pada pagi atau sore hari. Kedudukan matahari terhadap tempat di bumi berubah sesuai dengan perubahan musim.
2. Atmosfer
Tenaga ini mengenai obyek di permukaan bumi yang kemudian dipantulkan ke sensor. Ia juga dapat berupa tenaga dari obyek yang dipancarkan ke sensor. Jumlah tenaga matahari yang mencapaui bumi (radiasi) dipengaruhi oleh waktu (jam, musim), lokasi dan kondisi cuaca. Jumlah tenaga yang diterima pada siang hari lebih banyak bila dibandingkan dengan jumlahnya pada pagi atau sore hari. Kedudukan matahari terhadap tempat di bumi berubah sesuai dengan perubahan musim.
2. Atmosfer
Atmosfer
bersifat selektif terhadap panjang gelombang, sehingga hanya sebagian kecil
saja tenaga elektromagnetik yang dapat mencapai permukaan bumi dan dimanfaatkan
untuk penginderaan jauh. Bagian spektrum elektromagnetik yang mampu melalui
atmosfer dan dapat mencapai permukaan bumi disebut “jendela atmosfer”. Jendela
atmosfer yang paling dulu dikenal orang dan paling banyak digunakan dalam
penginderaan jauh hingga sekarang ialah spektrum tampak yang dibatasi oleh
gelombang 0,4 µm hingga 0,7 µm.
Panjang gelombang “Special Band” spektrum elektromagnetik dan saluran yang digunakan dalam penginderaan jauh (Sabins Jr., 1978).
Tenaga elektromagnetik dalam jendela atmosfer tidak dapat mencapai permukaan bumi secara utuh, karena sebagian dari padanya mengalami hambatan oleh atmosfer. Hambatan ini terutama disebabkan oleh butir-butir yang ada di atmosfer seperti debu, uap air dan gas. Proses penghambatannya terjadi dalam bentuk serapan, pantulan dan hamburan. Perhatikan gambar 3.6.
3. Sensor atau Alat Pengindera
Panjang gelombang “Special Band” spektrum elektromagnetik dan saluran yang digunakan dalam penginderaan jauh (Sabins Jr., 1978).
Tenaga elektromagnetik dalam jendela atmosfer tidak dapat mencapai permukaan bumi secara utuh, karena sebagian dari padanya mengalami hambatan oleh atmosfer. Hambatan ini terutama disebabkan oleh butir-butir yang ada di atmosfer seperti debu, uap air dan gas. Proses penghambatannya terjadi dalam bentuk serapan, pantulan dan hamburan. Perhatikan gambar 3.6.
3. Sensor atau Alat Pengindera
Sensor adalah
alat yang digunakan untuk melacak, mendeteksi, dan merekam suatu obyek dalam
daerah jangkauan tertentu. Tiap sensor memiliki kepekaan tersendiri terhadap
bagian spektrum elektromagnetik. Kemampuan sensor untuk merekam gambar terkecil
disebut resolusi spasial. Semakin kecil obyek yang dapat direkam oleh sensor
semakin baik kualitas sensor itu dan semakin baik resolusi spasial dari citra.
6.
Manfaat
Penginderaan Jauh
-
Bidang Kelautan (Seasat, MOS)
a. Pengamatan sifat fisis air laut.
b. Pengamatan pasang surut air laut dan gelombang laut.
c. Pemetaan perubahan pantai, abrasi, sedimentasi, dan lain-lain.
-
Bidang hidrologi (Landsat, SPOT)
a.
Pemanfaatan
daerah aliran sungai (DAS) dan konservasi sungai.
b.
Pemetaan
sungai dan studi sedimentasi sungai.
c.
Pemanfaatan
luas daerah dan intensitas banjir.
-
Bidang geologi
a.
Menentukan
struktur geologi dan macamnya.
b.
Pemantauan
daerah bencana (gempa, kebakaran) dan pemantauan debu vulkanik.
c.
Pemantauan
distribusi sumber daya alam.
d.
Pemantauan
pencemaran laut dan lapisan minyak di laut.
e.
Pemanfaatan
di bidang pertahanan dan militer.
f.
Pemantauan
permukaan, di samping pemotretan dengan pesawat terbang dan aplikasisistem
informasi geografi (SIG).
-
Bidang oseanografi
a.
Pengamatan
sifat fisis air seperti suhu, warna, kadar garam dan arus laut.
b.
Pengamatan
pasang srut dengan gelombang laut (tinggi, frekuensi, arah).
c.
Mencari
distribusi suhu permukaan.
d.
Studi
perubahan pasir pantai akibat erosi dan sedimentasi
C. SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
1.
Pengertian system informasi geografis
Sistem Informasi
Geografis (bahasa Inggris: Geographic Information System disingkat GIS) adalah sistem informasi khusus yang
mengelola data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan). Atau
dalam arti yang lebih sempit, adalah sistem komputer yang memiliki
kemampuan untuk membangun, menyimpan, mengelola dan menampilkan informasi
berefrensi geografis, misalnya data yang diidentifikasi menurut lokasinya,
dalam sebuah database. Para praktisi
juga memasukkan orang yang membangun dan mengoperasikannya dan data sebagai
bagian dari sistem ini.
Teknologi Sistem Informasi
Geografis dapat digunakan untuk investigasi ilmiah, pengelolaan
sumber daya, perencanaan
pembangunan, kartografidan perencanaan
rute. Misalnya, SIG bisa membantu perencana untuk secara cepat menghitung waktu
tanggap darurat saat terjadi bencana alam, atau SIG dapat
digunaan untuk mencari lahan basah (wetlands)
yang membutuhkan perlindungan dari polusi.
2.
Pengertian
menurut para ahli
-
Menurut
Aronaff (1989), SIG adalah sistem informasi yang didasarkan
pada kerja komputer yang memasukkan, mengelola, memanipulasi dan menganalisa
data serta memberi uraian.
-
Menurut
Burrough (1986), SIG merupakan alat yang bermanfaat untuk
pengumpulan, penimbunan, pengambilan kembali data yang diinginkan dan
penayangan data keruangan yang berasal dari kenyataan dunia.
-
Menurut
Kang-Tsung Chang (2002), SIG sebagai a computer system for capturing, storing, querying, analyzing, and
displaying geographic data.
-
Menurut
Murai (1999), SIG sebagai sistem informasi yang digunakan
untuk memasukkan, menyimpan, memanggil kembali, mengolah, menganalisis dan
menghasilkan data bereferensi geografis atau data geospatial, untuk mendukung
pengambilan keputusan dalam perencanaan dan pengelolaan penggunaan lahan,
sumber daya alam, lingkungan, transportasi, fasilitas kota, dan pelayanan umum
lainnya.
-
Menurut
Marble et al (1983), SIG merupakan sistem penanganan data keruangan.
-
Menurut
Bernhardsen (2002) SIG sebagai
sistem komputer yang digunakan untuk memanipulasi data geografi. Sistem ini
diimplementasikan dengan perangkat keras dan perangkat lunak komputer yang
berfungsi untuk akusisi dan verifikasi data, kompilasi data, penyimpanan data,
perubahan dan pembaharuan data, manajemen dan pertukaran data, manipulasi data,
pemanggilan dan presentasi data serta analisa data
-
Menurut
Gistut (1994) SIG adalah
sistem yang dapat mendukung pengambilan keputusan spasial dan mampu
mengintegrasikan deskripsi-deskripsi lokasi dengan karakteristik-karakteristik
fenomena yang ditemukan di lokasi tersebut. SIG yang lengkap mencakup
metodologi dan teknologi yang diperlukan, yaitu data spasial perangkat keras,
perangkat lunak dan struktur organisasi
-
Menurut
Berry (1988) SIG merupakan
sistem informasi, referensi internal, serta otomatisasi data keruangan.
-
Menurut
Calkin dan Tomlison (1984) SIG merupakan
sistem komputerisasi data yang penting.
-
Menurut
Linden, (1987) SIG adalah
sistem untuk pengelolaan, penyimpanan, pemrosesan (manipulasi), analisis dan
penayangan data secara spasial terkait dengan muka bumi.
-
Menurut
Alter SIG adalah sistem informasi yang mendukung
pengorganisasian data, sehingga dapat diakses dengan menunjuk daerah pada
sebuah peta.
-
Menurut
Prahasta SIG merupakan sejenis software yang dapat digunakan untuk pemasukan, penyimpanan, manipulasi,
menampilkan, dan keluaran informasi geografis berikut atribut-atributnya.
-
Menurut
Petrus Paryono SIG adalah sistem berbasis komputer yang digunakan
untuk menyimpan, manipulasi dan menganalisis informasi geografi.
3.
Komponen
Sistem Informasi Geografis
Komponen-komponen
pendukung SIG terdiri dari lima komponen yang bekerja secara terintegrasi yaitu
perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), data,
manusia, dan metode yang dapat diuraikan sebagai berikut:
-
Perangkat Keras (hardware)
Perangkat keras SIG adalah perangkat-perangkat
fisik yang merupakan bagian dari sistem komputer yang mendukung analisis
goegrafi dan pemetaan. Perangkat keras SIG mempunyai kemampuan untuk menyajikan
citra dengan resolusi dan kecepatan yang tinggi serta mendukung operasioperasi
basis data dengan volume data yang besar secara cepat. Perangkat keras SIG
terdiri dari beberapa bagian untuk menginput data, mengolah data, dan mencetak
hasil proses. Berikut ini pembagian berdasarkan proses :
a.
Input
data: mouse, digitizer, scanner
b.
Olah
data: harddisk, processor, RAM, VGA Card
c.
Output
data: plotter, printer, screening.
-
Perangkat Lunak (software)
Perangkat lunak digunakan untuk
melakukan proses menyimpan, menganalisa, memvisualkan data-data baik data
spasial maupun non-spasial. Perangkat lunak yang harus terdapat dalam komponen
software SIG adalah:
a.
Alat untuk memasukkan dan
memanipulasi data SIG
b.
Data Base Management System (DBMS)
c.
Alat untuk menganalisa data-data
d.
Alat untuk menampilkan data dan
hasil analisa
-
Data Pada prinsipnya terdapat dua jenis data untuk mendukung SIG
yaitu :
-
Data Spasial
Data spasial adalah gambaran
nyata suatu wilayah yang terdapat di permukaan bumi. Umumnya direpresentasikan
berupa grafik, peta, gambar dengan format digital dan disimpan dalam bentuk
koordinat x,y (vektor) atau dalam bentuk image (raster) yang memiliki nilai
tertentu.
-
Data Non Spasial (Atribut)
Data non spasial adalah data
berbentuk tabel dimana tabel tersebut berisi informasi- informasi yang dimiliki
oleh obyek dalam data spasial. Data tersebut berbentuk data tabular yang saling
terintegrasi dengan data spasial yang ada.
4. Manfaat SIG di
berbagai bidang
-
Manajemen tata guna lahan
Pemanfaatan dan penggunaan lahan merupakan bagian kajian geografi yang
perlu dilakukan dengan penuh pertimbangan dari berbagai segi. Tujuannya adalah
untuk menentukan zonifikasi lahan yang sesuai dengan karakteristik lahan yang
ada. Misalnya, wilayah pemanfaatan lahan di kota biasanya dibagi menjadi daerah
pemukiman, industri, perdagangan, perkantoran, fasilitas umum,dan jalur hijau.
SIG dapat membantu pembuatan perencanaan masing-masing wilayah tersebut dan
hasilnya dapat digunakan sebagai acuan untuk pembangunanutilitas-utilitas yang
diperlukan. Lokasi dari utilitas-utilitas yang akan dibangun di daerah
perkotaan (urban) perlu dipertimbangkan agar efektif dan tidak melanggar
kriteria-kriteria tertentuyang bisa menyebabkan ketidakselarasan. Contohnya,
pembangunan tempat sampah. Kriteria-kriteria yang bisa dijadikan parameter
antara lain: di luar area pemukiman, berada dalam radius 10 meter dari genangan
air, berjarak 5 meter dari jalan raya, dan sebagainya.
Dengan kemampuan SIG yang bisa memetakan apa yang ada
di luar dan di dalam suatu area, kriteria-kriteriaini nanti digabungkan
sehingga memunculkan irisan daerah yang tidak sesuai, agak sesuai, dan sangat
sesuai dengan seluruh kriteria. Di daerah pedesaan (rural) manajemen tata guna
lahan lebih banyak mengarah ke sektor pertanian.
Dengan terpetakannya curah hujan, iklim,
kondisitanah, ketinggian, dan keadaan alam, akan membantu penentuan lokasi
tanaman, pupuk yang dipakai, dan bagaimana proses pengolahan lahannya.
Pembangunan saluran irigasi agar dapat merata dan
minimal biayanya dapat dibantu dengan peta sawah ladang, peta pemukiman
penduduk, ketinggian masing-masing tempat dan peta kondisi tanah. Penentuan
lokasi gudang dan pemasaran hasil pertanian dapat terbantu dengan memanfaatkan
peta produksi pangan, penyebarankonsumen, dan peta jaringan transportasi.
Selain untuk manajemen pemanfaatan lahan, SIG juga dapat membantu dalam hal
penataan ruang. Tujuannya adalah agar penentuan pola pemanfaatan ruang
disesuaikan dengan kondisi fisik dan sosial yang ada, sehingga lebih efektif
dan efisien. Misalnya penataan ruang perkotaan, pedesaan, permukiman,kawasan
industri, dan lainnya.
-
Inventarisasi sumber daya alam
Secara sederhana manfaat SIG
dalam data kekayaan sumber daya alamialah sebagai berikut:
a.
Untuk mengetahui persebaran berbagai sumber
daya alam, misalnya minyak bumi, batubara, emas, besi dan barang tambang
lainnya.
b.
Untuk mengetahui persebaran kawasan lahan,
misalnya:
·
Kawasan
lahan potensial dan lahan kritis;
·
Kawasan
hutan yang masih baik dan hutan rusak;
·
Kawasan
lahan pertanian dan perkebunan;
·
Pemanfaatan
perubahan penggunaan lahan;
·
Rehabilitasi
dan konservasi lahan.
-
Untuk pengawasan daerah bencana alam
Kemampuan
SIG untuk pengawasan daerah bencana alam, misalnya:
a.
Memantau
luas wilayah bencana alam;
b.
Pencegahan
terjadinya bencana alam pada masa datang;
c.
Menyusun
rencana-rencana pembangunan kembali daerah bencana;
d.
Penentuan
tingkat bahaya erosi;
e.
Prediksi
ketinggian banjir;
f.
Prediksi
tingkat kekeringan.
-
Bagi perencanaan Wilayah dan Kotaa
a.
Untuk
bidang sumber daya, seperti kesesuaian lahan pemukiman, pertanian, perkebunan,
tata guna lahan, pertambangan dan energi, analisis daerah rawan bencana.
b.
Untuk
bidang perencanaan ruang, seperti perencanaan tata ruang wilayah, perencanaan
kawasan industri, pasar, kawasan permukiman, penataan sistem dan status
pertahanan.
c.
Untuk
bidang manajemen atau sarana-prasarana suatu wilayah, seperti manajemen sistem
informasi jaringan air bersih, perencanaan dan perluasan jaringan listrik.
d.
Untuk
bidang pariwisata, seperti inventarisasi pariwisata dan analisis potensi
pariwisata suatu daerah.
e.
Untuk
bidang transportasi, seperti inventarisasi jaringan transportasi publik,
kesesuaian rute alternatif, perencanaan perluasan sistem jaringan jalan,
analisis kawasan rawan kemacetan dan kecelakaaan.
f.
Untuk
bidang sosial dan budaya, seperti untuk mengetahui luas dan persebaran penduduk
suatu wilayah, mengetahui luas dan persebaran lahan pertanian serta kemungkinan
pola drainasenya, pendataan dan pengembangan pusat-pusat pertumbuhan dan pembangunan
pada suatu kawasan, pendataan dan pengembangan pemukiman penduduk, kawasan
industri, sekolah, rumah sakit, sarana hiburan dan perkantoran.
D.
POLA KERUANGAN DESA DAN KOTA
1. DESA
-
Pengertian Desa
a. Menurut Sutardjo Kartohardikusumo, Desa adalah satu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu
masyarakat yang berkuasa mengadakan pemerintahan sendiri.
b. Menurut Prof. Drs Bintarto, Desa adalah perwujudan geografis yang ditimbulkan oleh unsur-unsur
fisiografis, sosial, ekonomi, politik dan kultural yang terdapat di suatu
daerah serta memiliki hubungan timbal balik dengan daerah lain.
c. Menurut UU No. 5 th 1979, Desa adalah suatu wilayah yang ditempati sejumlah penduduk sebagai
kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai organisasi pemerintahan terendah
langsung di bawah camat dan berhak menyelenggarakan rumah tangga sendiri dalam
ikatan negara kesatuan RI
d. Menurut William Ogburn dan MF Nimkoff, Desa adalah kesatuan organisasi kehidupan sosial di dalam daerah
terbatas.
-
Ciri-ciri desa, antara lain :
a. Masyarakat sangat erat dengan alam.
b. Kehidupan warga petani
sangat bergantung pada musim
c. Merupakan satu
kesatuan sosial dan kesatuan kerja
d. Jumlah penduduk dan
luas wilayah relatif kecil
e. Struktur ekonomi
bersifat agraris
f. Masyarakatnya bersifat
gemeinschaft
g. Proses sosial relatif
lambat
h. Sosial kontrol
ditentukan oleh hukum informal
-
Unsur-unsur
desa, antara lain :
a. Daerah
b. Penduduk
c. Tata kehidupan
-
Klasifikasi
desa
a. Berdasarkan angka kepadatan penduduk
1. Desa terkecil < 100 / km2
2. Desa kecil 100-500 / km2
3. Desa sedang 500-1500 / km2
4. Desa besar 1500-3000 / km2
5. Desa terbesar 3000-4500 / km2
b. Berdasarkan faktor luas
1. Desa terkecil 0-2 km2
2. Desa kecil 2-4 km2
3. Desa sedang 4-6 km2
4. Desa besar 6-8 km2
5. Desa terbesar 8-10 km2
c. Berdasarkan jumlah penduduk desa
1. Desa terkecil Penduduk < 800 orang
2. Desa kecil Penduduk 800-1600 orang
3. Desa sedang Penduduk 1600-2400 orang
4. Desa besar Penduduk 2400-3200 orang
5. Desa terbesar Penduduk > 3200 orang
d. Berdasarkan perkembangan masyarakat
1. Desa tradisional
2. Desa swadaya
3. Desa swakarya
4. Desa swasembada
5. Desa pancasila
e. Berdasarkan aktivitas masyarakat
1. Desa agraris
2. Desa industri
3. Desa nelayan
f. Berdasarkan ikatannya
1. Desa geneologis
2. Desa territorial
3. Desa campuran
-
Potensi
Desa
a. Potensi fisik : tanah, air, iklim, ternak, manusia
b. Potensi Non Fisik :
1. Masyarakat desa yang
gotong royong
2. Lembaga-lembaga sosial
3. Aparatur atau pamong
desa yang tertib
-
Struktur
keruangan desa / pola desa
a. Dilihat dari tingkat penyebaran penduduknya (SD Misra)
1. Compact Settlements
(pemukiman yang mengelompok) karena :
· Tanah
yang subur
· Relief
rata
· Keamanan
belum dapat dipastikan
· Permukaan
air tanah dalam
2. Fragmented Settlements
(pemukiman yang tersebar) karena :
· Daerah
banjir
· Topografi
kasar
· Keamanan
terjamin
· Permukaan
air tanah dangkal
b. Dilihat dari bentuknya (Menurut Daldjoeni)
1. Pola desa linier atau
memanjang jalan / sungai
2. Pola desa mengikuti
garis pantai
3. Pola desa terpusat
4. Pola desa mengelilingi
fasilitas
c. Menurut Bintarto
1. Memanjang jalan
2. Memanjang sungai
3. Radial
4. Tersebar
5. Memanjang pantai
6. Memanjang pantai dan jalan kereta api
d. Dilihat dari pesebarannya
1. Nucleated Agricultural
Village Community / menggerombol
2. Line Village Community
/ memanjang
3. Open Country or Trade
Center Community / tersebar
2. KOTA
-
Pengertian kota
a. Menurut Max Weber,
kota adalah tempat yang penghuninya sebagian besar telah mampu memenuhi
kebutuhannya lewat pasar setempat yang barang-barangnya berasal dari pedesaan.
b. Menurut Bintarto, kota
adalah sebagai bentang budaya yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alami dan non
alami dengan gejala-gejala pemusatan penduduk yang cukup besar dengan corak
kehidupan yang bersifat heterogen dan materialistik dibanding dengan daerah
belakangnya.
-
Karakteristik
kota
a. Ciri fisik ditandai
adanya :
1. Tempat-tempat untuk
pasar
2. Tempat-tempat untuk
parkir
3. Tempat-tempat rekreasi
dan olahraga
b. Ciri sosial
1. Pembagian kerja tegas
2. Masyarakatnya
heterogen
3. Individualisme
4. Materialisme dan
konsumerisme
5. Adanya toleransi
sosial
6. Kontrol sosial
7. Segregasi keruangan
-
Potensi kota
a. Potensi sosial
b. Potensi fisik
c. Potensi ekonomi
d. Potensi politik
e. Potensi budaya
-
Pola keruangan kota
Ada tiga teori pola keruangan kota :
1. Teori konsentris oleh
Ernest W. Burgess
2. Teori sektoral oleh
Homer Hoyt
3. Teori Inti Ganda oleh
Harris Ullman
-
Klasifikasi
kota
a. Berdasarkan fungsinya
1. Kota sebagai pusat
industri
2. Kota sebagai pusat
perdagangan
3. Kota sebagai pusat
pemerintahan
4. Kota sebagai pusat
kebudayaan
5. Kota sebagai pusat
pendidikan
6. Kota sebagai pusat
kesehatan
b. Berdasarkan jumlah
penduduk
1. Kota kecil penduduknya 20000-50000 jiwa
2. Kota sedang penduduknya 50000-100000 jiwa
3. Kota besar penduduknya 100000-1000000 jiwa
4. Metropolitan penduduknya 1000000-5000000 jiwa
5. Megapolitan penduduknya > 5000000 jiwa
-
Tahap
perkembangan kota
a. Menurut Lewis Mumford,
tingkat perkembangan kota ada 6 tahap :
1. Tahap eopolis :
Tahapan perkembangan desa yang sudah teratur menuju arah kehidupan kota
2. Tahap polis : Suatu
kota yang sebagian penduduknya masih agraris
3. Tahap metropolis :
Kota yang kehidupannya sudah mengarah industri
4. Tahap megapolis :
Wilayah perkotaan yang terdiri dari beberapa dari beberapa kota metropolis
5. Tahap tryanopolis :
Suatu kota yang ditandai dengan adanya kekacauan , kemacetan lalu lintas ,
tingkat kriminalitas
6. Tahap nekropolis :
Suatu kota yang mulai ditinggalkan penduduknya / kota mati
b. Menurut teknologi dan
peradaban ada 3 fase perkembangan kota :
1. Fase Mezo Teknik :Perkembangan kota yang menyandarkan eksploitasi
manusia atas sumber daya angin dan air .
2. Fase Paleo Teknik : Perkembangan kota yang sumber tenaga yang
digunakan uap air dan mesin – mesinnya dikonstruksi dari besi dan baja
3. Fase Neo Teknik : Perkembangan kota yang sumber tenaga yang digunakan
bensin dan uap air
c . Menurut Griffith Taylor , tingkat perkembangan kota ada 4 tahap :
1 . Tahap infantile
Pada tahap ini ditandai dengan tidak adanya tempat pemisah antara pusat
perekonomian dengan tempat peumahan sehingga biasanya dijadikan satu antara
toko dan perumahan.
2. Tahap Juvenile
Pada tahap ini ditandai dengan munculnya rumah-rumah baru diantara
rumah-rumah lama atau tua dan mulai nampak terpisahnya antara toko atau
perusahaan atau perumahan.
3. Tahap Mature
Pada tahap ini ditandai adanya pengaturan tempat ekonomi dan perumahan
atau sudah adanya perencanaan tata kota yang baik
4. Tahap sinile
Pada tahap ini kota kembali menjadi rumit karena adanya
pengembangan-pengembangan kota yang lebih luas lagi sehingga terjadi
pembongkaran dan penggusuran perumahan maupun untuk dipindahkan keluar kota.
3. INTERAKSI DESA KOTA
-
Faktor
yang mempengaruhi interaksi desa kota menurut Edward Ulman :
a. Adanya wilayah yang saling melengkapi
b. Adanya
kesempatan untuk saling berintervensi
c. Adanya
kemudahan perpindahan dalam ruang
-
Zona – zona interaksi :
a. City : inti
kota
b. Sub urban /
faubourg : suatu daerah yang lokasinya dekat pusat kota
c. Sub urban
fringe : daerah peralihan antara desa kota
d. Urban fringe
: semua daerah perbatasan luar kota namun mempunyai keadaan yang mirip dengan
kota
e. Rural urban
fringe : jalur daerah yang terletak antara dearah kota dengan desa
f. Rural : suatu
daerah yang jauh dari kota
-
Menghitung
kekuatan interaksi
a. Teori gravitasi oleh W.J Reilly yang mengadopsi teori Issac Newton, Bahwa kekuatan interaksi antar wilayah dipengaruhi oleh jumlah penduduk
dan jarak
b. Teori Titik Henti, Bahwa jarak titik henti dari pusat perdagangan yang lebih kecil
ukurannya berbanding lurus dengan jarak antara kedua pusat perdagangan tsbdan
berbanding terbalik dgn satu ditambah akar kwadrat jumlah penduduk dari wilayah
yang penduduknya lebih besar dibagi dgn jumlah penduduk pada wilayah yang
jumlah penduduknya lebih kecil.
c. Teori koneksitas KJ Kansky, Bahwa kekuatan interaksi antar kota dalam suatu wilayah ditentukan oleh
jaringan jalan
E. KONSEP WILAYAH DAN PERWILAYAHAN
1. Pengertian
Wilayah
adalah bagian daerah tertentu di permukaan bumi yang mempunyai sifat khas
sebagai akibat dari adanya hubungan khusus antara kompleks lahan, air udara
flora .fauna dan manusia . Perwilayahan adalah usaha
untuk membagi permukaan bumi tertentu dan tujuan tertentu pula .
2. Identifikasi perbedaan wilayah formal dan fungsional
Wilayah
formal adalah wilayah yang mempunyai kenampakan yang sama Wilayah fungsional adalah wilayah yang memiliki keaneka ragaman
3. Identifikasi pusat pertumbuhan
a. Pengertian
Pusat
pertumbuhan adalah kawasan yang mempunyai pertumbuhan sangat pesat di segala
bidang yang dapat mempengaruhi kawasan sekelilingnya.
b. Teori pusat pertumbuhan
a) Teori tempat sentral oleh W. Christaller bahwa suatu lokasi pusat aktivitas yang senantiasa melayani berbagai
kebutuhan penduduk harus terletak pada suatu tempat yang sentral.
b) Teori kutub pertumbuhan oleh Perroux, bahwa kutub pertumbuhan merupakan fokus dalam wilayah ekonomi yang
abstrak yang memancarkan kekuatan sentrifugal dan sentripetal yang menarik
c) Teori polarisasi oleh Gurnal Myrdal
Bahwa setiap daerah mempunyai pusat pertumbuhan memiliki daya tarik
terhadap tenaga buruh dan daerah pinggiran
4. Faktor yang mempengaruhi pusat pertumbuhan
1. Faktor alam : iklim,
tanah, air,mineral
2. Faktor budaya : iptek,
industri, sarana transportasi
3. Faktor sosial : pendidikan,
kesehatan
5. Pusat-pusat pertumbuhan di Indonesia
-
Wilayah I
: Aceh dan Sumatera Utara, berpusat di Medan
-
Wilayah
II : Sumatera Barat dan Kepulauan Riau, berpusat di Pekanbaru
-
Wilayah
III : Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu dan Bangka Belitung, berpusat di
Palembang
-
Wilayah
IV : Jakarta, Banten, Jawa Barat dan DIY, berpusat di Jakarta
-
Wilayah V
: Kalimantan Barat, berpusat di Pontianak
-
Wilayah
VI : Jawa Timur dan Bali berpusat di Surabaya
-
Wilayah
VII : Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur, berpusat di
Balikpapan dan Samarinda
-
Wilayah
VIII : Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi
Tenggara, berpusat di Makassar
-
Wilayah
IX : Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara dan Gorontalo, berpusat di Manado
-
Wilayah X
: Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua bagian barat, berpusat di Sorong
Wilayah
tersebut dibagi menjadi :
1. Wilayah pembangunan utama A : wilayah I dan II berpusat di Medan
2. Wilayah pembangunan utama B : wilayah III, IV dan V berpusat di Jakarta
3. Wilayah pembangunan utama C : wilayah VI dan VII berpusat di Surabaya
4. Wilayah pembangunan utama D : wilayah VII, VIII, IX dan X berpusat di
Makassar
F.
POLA NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG
Guna mengetahui sebuah negara termasuk dalam negara maju atau
berkembang dapat dilakukan dengan dua metode:
-
Metode
bersifat deskriptif, Metode bersifat deskriptif merupakan upaya untuk mempelajari
gejala-gejala perekonomian yang terjadi di masyarakat yang berhubungan dengan
besarnya pendapatan.
-
Metode
bersifat kuantitatif, Metode bersifat kuantitatif merupakan upaya untuk mempelajari
gejala-gejala ekonomi di masyarakat yang berhubungan dengan data-data
statistik.
a. Ciri negara berkembang dan negara maju
1. Ciri-ciri negara berkembang
v Menurut Prof. Harvey Leibenstein
a) Sebagian besar penduduknya beraktivitas dalam bidang pertanian
b) Adanya pengangguran tersembunyi dan kurangnya kesempatan kerja di luar
bidang pertanian
c) Modal per orang kecil
d) Pendapatan per orang rendah
e) Tingkat kebutuhan rendah
f) Tabungan sedikit
g) Sebagian besar pengeluaran untuk pemenuhan kebutuhan bahan pangan dan
kebutuhan primer lainnya
h) Adanya ekspor barang produksi primer
i)
Volume
perniagaan per kapita sangat rendah
j)
Fasilitas
kredit dan marketing kurang baik
k) Fasilitas perumahan baik
v Menurut
Meier dan Baldwin
a) Merupakan negara produsen barang-barang primer
b) Kekurangan modal
c) Penduduknya miskin dan melarat
d) Menghadapi masalah tekanan penduduk
e) Mempunyai sumber-sumber alamiah yang belum dieksploitasi
v Menurut
General of United Nation Spacial for Economic Development
a) Penduduknya miskin, banyak pengemis di kota dan penduduk desa hidup
pada tingkat subsistem
b) Rumah-rumah sakit dan lembaga-lembaga perguruan tinggi masih jarang
c) Sebagian besar penduduknya masih buta huruf
d) Sistem perbankan yang kurang baik, pinjaman yang kecil berasal dari
orang-orang yang mempunyai uang biasanya bersifat ijon
e) Kegiatan-kegiatan ekspor terutama berupa bahan-bahan dasar, bijih besi
dan kadang-kadang mewah
-
Ciri-ciri negara maju
a) Pendapatan per kapita tinggi
b) Angka pertumbuhan penduduk kecil
c) Angka kematian kecil
d) Memiliki kualitas sumber daya manusia tinggi, sehingga kesejahteraan
masyarakat tinggi
e) Kemajuan teknologi dan pembangunan ekonomi yang bergerak cepat
f) Sumber daya alam sudah diolah secara efektif
-
Indikator keberhasilan dengan tepat negara maju
menurut UNSRID Tahun 1997
Indikator untuk mengetahui perkembangan suatu negara adalah pendapatan
rasional, pendapatan per kapita, indeks pembangunan manusia dan pemenuhan
kebutuhan pokok.
1) Pendapatan Nasional (Gross National Product / GNP)
Pendapatan nasional dapat digunakan untuk mengetahui tingkat
pertumbuhan ekonomi suatu negara. Pendapatan per kapita : pendapatan nasional
dibagi dengan jumlah penduduk
2) Indeks mutu hidup
Ditentukan berdasarkan 3 faktor yaitu : angka kematian bayi, angka
harapan hidup dan tingkat melek huruf
3) Indeks pembangunan manusia
Indeks pembangunan manusia adalah ukuran standar PBB yang dapat
digunakan untuk mengukur kualitas sumber daya manusia antara lian umur,
pendidikan, kesehatan dan standar hidup
Pemenuhan kebutuhan pokok Kebutuhan pokok meliputi
nutrisi, pendidikan dasar, kesehatan, sanitasi, suplai air dan perumahan yang
cukup
-
Tahapan-tahapan perkembangan negara menurut W.W
Rostow
1. Tahap Masyarakat Tradisional (The Traditional Society)
Ciri-cirinya
adalah :
a. Pada umumnya
masyarakatnya belum produktif
b. Produktivitas dalam
perekonomian masih rendah
c. Sistem kerja bersifat
turun-temurun
d. Sistemperekonomian
belum berorientasi pada pasar
e. Mata pencaharian di
sektor pertanian
2. Tahap Prakondisi Lepas Landas (The Precondition for Take Off)
Ciri-cirinya
adalah :
a. Masyarakatnya sedang menuju pada perubahan di segala bidang baik
ekonomi, sosial maupun politik
b. Masyarakatnya makin mengenal teknologi yang lebih produktif
c. Masyarakat mulai mengenal lembaga keuangan sebagai tempat menabung
d. Kegiatan perekonomian bergerak lebih maju
3. Tahap Lepas Landas (Take Off)
Ciri-cirinya
adalah :
a. Usaha produksi yang
dilakukan terus berkembang
b. Pertumbuhan ekonomi
makin mantap
c. Kegiatan industri
lebih dominan di dalam pertumbuhan ekonomi
d. Pendapatan per kapita
terus meningkat
4. Tahap Gerak Menuju Kematangan (The Drive for Maturerity)
Ciri-cirinya
adalah :
a. Pertumbuhan ekonomi
berlangsung terus-menerus
b. Penggunaan teknologi
makin tinggi
c. Struktur ekonomi makin
mantap
d. Industri modern makin
banyak tumbuh dan berkembang
5. Tahap Konsumsi Masa Tinggi (The Age of High Mass Consumption)
Ciri
dalam tahap ini antara lain daya beli masyarakat terhadap kebutuhan pokok sudah
sangat tinggi
-
Contoh negara berkembang dan negara maju
Contoh
negara berkembang
a. Cina
b. Brasil
c. Saudi Arabia
d. India
e. Afrika Selatan
Contoh negara maju
a. Amerika Serikat
b. Jepang
c. Negara-negara di Eropa Barat
d. Australia
BAB III PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Secara umum, peta merupakan gambaran
konvesional permukaan bumi yang diskalakan. Peta berfingsi untuk menunjukkan
letak/lokasi suatu data atau kenampakan dipermukaan bumi
Penginderaan jauh ( remote sensing ) adalah
proses membaca dari jarak jauh menggunakan berbagai sensor sehingga diperoleh
data yang kemudian akan dianalisis menjadi sebuah informasi.
SIG adalah system computer yang mampu
mengumpulkan, menimpan , memanipulasi, mengintegrasikan dan menganalisis
informasi-informasi yang berhubungan dengan permukaan bumi.
Pengelompokan Negara maju dan berkembang
umumnya didasarkan pada GNP , struktur mata pencaharian, produktivitas tenaga
kerja, penggunaan energy per orang, fasilitas transfortasi, serta penggunaan
logam yang telah diolah.
B.
SARAN
1.
Dengan adanya pelajaran geografi
seharusnya masyarakat dapat mengetahui lebih banyak lagi tentang alam, tetapi
kenyataaannya masih banyak masyarakat yang belum bias memanfaatkan alam yang
kita miliki dengan sebaik-baiknya.
2.
Dengan mempelajari ilmu geografi,
diharapkan agar masyarakat tidak lagi berfikiran kuno tentang penyebab
kejadian-kejadian alam.
3. Dengan
belajar geografi yang salah satu konsep dasarnya adalah globalisasi seharusnya
kita sebagai generasi muda tidak terseret kedalam dampak negatif dari
globalisasi tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Uli
H, Marah & Asep Mulyadi. 2007. Geografi
Untuk SMA Dan MA Kelas XII. Gelora Aksara Pratama : Jakarta
Lillesland,
Thomas. M dan Ralph W. Kiefer. 2007. Penginderaan
Jauh dan Interpretasi Citra. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press.
Sutanto.
1979. Pengetahuan Dasar Interpretasi
Citra. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Wikipedia bahasa indonesia.