KARANGAN ESSAI
MERONTAK INSAN BUMI PERTIWI MELIHAT NYA KEMBALI
BERDUKA
A. PENGANTAR
B.ISI
1.1 Indonesia dalam Kondisi Darurat Bencana
- Gunung
Kelud Dalam Status Waspada
- 4 Orang Tewas Akibat Abu Vulkanik Dari Gunung
Sinabung di Tanah Karo .
1.2 Faktor
Yang Mempengaruhi Terjadinya Bencana Beserta Solusinya .
C.SIMPULAN
A.PENGANTAR
Dewasa ini sama-sama Kita Ketahui Betapa
banyak nya Kejadian-Kejadian Fenomena Alam
yang Terjadi sebagai Ulah dari
Tangan Manusia Yang Tidak Mau Bersahabat dengan Alam Semesta Kita ini Terkhusus
nya lagi Bumi Indonesia Ini . Banyak Bencana yang terjadi akhir-akhir ini
seperti Letusan Gunung Sinabung , Banjir bandang Manado , Banjir di DKI Jakarta
, Gunung karakatau Yang di Prediksi mau meletus , Tanah Longsong , dan Masih
banyak lagi Bencana Yang Terjadi di Indonesia Tercinta Kita ini . ....... BACA SELENGKAPNYA
Hal ini Sebenarnya Perlu kita Evaluasi
Bersama , Akan kah Kita sudah Memberikan Yang terbaik bagi alam semesta ini ,
atau malah menjadi Sebaliknya akan lebih buruk . Sementara Tanpa kita sadari
Nikmat yang Telah diberikan Tuhan Kepada kita
sangat Melimpah ruah di Alam ini , Namun hal-hal apakah yang sudah kita
lakukan untuk alam ini .
Faktor utama adanya Bencana adalah ketidak
puasan Alam atas apa-apa Yang dilakukan manusia atas alam semesta ini ,
Ketamakan , Kerakusan , dan Sifat Manusia yang serakah Mengeksploitasi alam
sebanyak mungkin tanpa memikirkan dampak yang terjadi membuat alam ini enggan
ingin bersahabat dengan kita . Untuk itu sebenarnya Bukan lah Menjadi hal yang
merugikan apabila Membuang sampah pada tempat nya , melakukan Penghijauan , dan
menjaga Keseimbangan Antara Ekosistem Dan Lingkungan-lingkungan Yang ada , agar
menjadi lingkungan yang sehat dan bersih .
Untuk itu Kita Sebagai Manusia Yang
bermoralitas tinggi dan berahklak Mulia , Marilah Sama-sama kita lestarikan
lingkungan ini tanpa mengotorinya dengan hal-hal yang merugikan dan dapat
merusak jagat raya Bumi Indonesia Ini . Apa jadinya nanti kalau Kehancuran
Datang Pada Anak cucu kita sebagai balasan atas Perbuatan kita kini , Sebelum
Terlambat “Marilah Kita Berbenah Terlebih dahulu Untuk
Hidup Panjang dimasa Yang kan dating .” Jangan Biarkan Bumi Merontak Insan Pertiwi
Melihatnya kembali Berduka .
B. ISI
Bencana yang melanda sejumlah wilayah sejak
akhir tahun lalu, mulai dari banjir, longsor, angin puting beliung, gelombang
laut yang tinggi, hingga gunung meletus, belum berakhir, bahkan berpotensi
masih akan terus terjadi. Banjir, misalnya, tak kunjung surut, bahkan terus
meluas. Kondisi ini membuat sebagian besar wilayah Indonesia dalam kondisi
darurat bencana.
Hingga Minggu (19/1/2014), banjir di Jakarta
juga semakin parah. Hujan deras yang mengguyur hulu sungai dan wilayah
Jabodetabek membuat saluran air dan 13 sungai di Jakarta meluap dan menggenangi
564 rukun tetangga di 30 kecamatan di DKI Jakarta. Ketinggian air sekitar 5
sentimeter hingga 3 meter. Kondisi ini membuat 30.784 warga harus mengungsi.
Banjir juga menggenangi sejumlah titik jalan
di Ibu Kota, termasuk jalur utama ke Jakarta Utara, yakni ruas Jalan S Parman
di Tomang dan Grogol, Jalan RE Martadinata dan Jalan Gunung Sahari di
Pademangan Barat, serta Jalan Yos Sudarso di Sunter dan Kelapa Gading. Arus
barang dari dan menuju Pelabuhan Tanjung Priok pun tersendat, terutama di ruas
Jalan Cakung-Cilincing dan Jalan Yos Sudarso. Di beberapa titik jalan, seperti
Jalan S Parman, Jalan Boulevard Barat Kelapa Gading, dan Jalan Gunung Sahari,
beberapa jenis kendaraan tak bisa melintas karena tinggi genangan 40-60
sentimeter.
Di Jawa, banjir hampir merata di seluruh
wilayah, dari Jawa Barat hingga Jawa Timur. Banjir di Kabupaten Subang, Jawa
Barat, kemarin menyebabkan jalur utama pantura putus, mulai dari Kecamatan
Patokbeusi, Ciasem, Sukasari, Pamanukan, hingga Pusakajaya. Ketinggian air di
ruas jalan tersebut hingga 60 sentimeter. Hingga berita ini diturunkan, jalur
utama pantura Subang masih macet total dengan panjang antrean sekitar 1,5
kilometer di kedua arah.
Kepala Taruna Siaga Bencana Kabupaten Subang
Jajang mengatakan, alur kendaraan dialihkan ke jalur tengah, yakni melalui
Sadang-Kalijati-Subang-Cikamurang-Kadipaten-Cirebon. Namun, jalur alternatif
itu pun macet. Banjir di Kabupaten Subang kemarin melanda 12 kecamatan dengan
ketinggian air antara 30 sentimeter hingga 2 meter. Wilayah yang paling parah
banjir adalah di Pamanukan, Ciasem, Pusakajaya, Sukasari, Legon Kulon, dan
Tambak Dahan. Posko banjir di Pamanukan juga terendam air. Banjir di Jabar
terjadi di 8 dari 28 kabupaten dan kota.
Kemacetan arus lalu lintas juga terjadi di
jalur pantura (jalur Cirebon-Jakarta dan sebaliknya) di Desa Cilet, Simpang
Sumber Mas, dan Desa Patrol, Kecamatan Patrol, Kabupaten Indramayu. Ruas jalan
itu tergenang dengan ketinggian air 40 sentimeter. Banjir di Kecamatan Patrol
terjadi sejak Jumat (17/1) dengan ketinggian air semula mencapai 1,5 meter.
Pada akhir tahun lalu, banjir juga menyebabkan
jalur selatan di wilayah perbatasan Kabupaten Kebumen dan Purworejo di Jawa
Tengah terputus. Saat itu sejumlah wilayah selatan Jateng banjir akibat meluapnya
sejumlah sungai. Saat ini, banjir di Jateng terjadi di sejumlah wilayah utara,
seperti Kota dan Kabupaten Pekalongan, Kota Semarang, Kabupaten Kudus, serta
Kabupaten Pati. Banjir di wilayah utara Jateng ini cenderung lama surut karena
pada saat bersamaan terjadi pasang air laut. Banjir di Kota dan Kabupaten
Pekalongan, misalnya, terjadi sejak tiga hari lalu.
Di luar Jawa, banjir terjadi di sejumlah
wilayah di Pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, hingga Papua. Di sejumlah
wilayah bahkan terjadi banjir bandang, seperti di Manado, Sulawesi Utara;
Kabupaten Dinggala, Sulawesi Tengah, dan di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera
Utara.
Banjir bandang ini tidak hanya menimbulkan
kerugian material karena jalan putus, bangunan termasuk rumah rusak, serta
harta benda hilang, tetapi juga menelan korban jiwa. Di Manado, banjir bandang
dan longsor di sejumlah wilayah menyebabkan paling tidak 16 orang meninggal dan
sekitar 10 orang masih tertimbun. Selain itu, sekitar 40.000 orang harus
mengungsi. Pemerintah menetapkan banjir di Manado sebagai bencana
nasional.Rumah warga di Kelurahan Dendengan Dalam, Kecamatan Tikala, Manado,
Sulawesi Utara, hanyut tersapu banjir bandang, Minggu (19/1./2014). Hingga
kemarin, kondisi Manado yang porak poranda akibat banjir bandang belum pulih.
Meski hujan masih terus turun, ribuan warga Manado tetap berusaha membersihkan
rumah dan lingkungan mereka, dibantu sekitar 500 personel TNI.
Bencana alam di sejumlah wilayah di Indonesia
yang terjadi sejak akhir tahun lalu itu menimbulkan kerugian material yang
tidak sedikit. Di Sulawesi Utara, misalnya, kerugian material akibat banjir
bandang dan longsor di lima kabupaten/kota mencapai Rp 1,871 triliun. Di daerah
lain, kerugian material belum terdata, tetapi yang jelas ribuan rumah dan
gedung rusak, ribuan hektar lahan pertanian juga tergenang dan terancam gagal
panen.Kerugian material akibat bencana juga dialami warga korban erupsi Gunung
Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Paling tidak 1.204 rumah hancur
akibat erupsi Sinabung, kerugian diperkirakan Rp 20 miliar. Jumlah kerugian
tersebut belum termasuk kerugian akibat kerusakan lahan pertanian akibat
tersiram abu vulkanik.
Ulah manusia Berbagai bencana yang terjadi di
Indonesia saat ini bukanlah sesuatu yang tiba-tiba. Ada proses yang mendahuluinya,
tetapi tidak sepenuhnya disadari berisiko buruk bagi manusia. Banjir, termasuk
banjir bandang, dan juga tanah longsor yang setiap tahun terus bertambah
bagaimanapun merupakan akibat perilaku manusia yang membuat kerusakan dimuka
bumi karena keserakahannya. ”Bukan hanya soal cuaca, tetapi soal perilaku
manusianya,” kata Direktur Pusat Studi Manajemen Bencana Universitas
Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta Eko Teguh Paripurno yang
dihubungi dari Jakarta, Minggu.
Perilaku itu menyangkut kondisi di hulu maupun
hilir. Di hulu, ada perilaku manusia yang membuat kerusakan dimuka bumi dengan
membuka kawasan hijau atau menghilangkan daerah resapan dengan membangun mall
atau membangun rumah didaerah resapan air. Di hilir, perilaku mempersempit aliran
air atau mengambil alih jalan air. ”Persoalan itu ditambah minimnya kesadaran
bersama, baik pemerintah, kalangan swasta, maupun warga bahwa apa yang terjadi
merupakan musuh bersama yang seharusnya ditangani bersama,” kata dia. Yang
terjadi, masing-masing saling mencari siapa yang salah.Ketua Pusat Studi
Kebumian, Bencana, dan Perubahan Iklim, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Amien Widodo mengatakan, sumber utama banjir, banjir bandang, dan tanah longsor
adalah penggundulan hutan yang kian masif. Alih fungsi hutan untuk pertanian,
perkebunan, dan permukiman membuat air hujan yang turun tak dapat diserap tanah
dan langsung mengalir menuju tempat yang lebih rendah.
Sampah yang dibuang ke sungai membuat
kedalaman sungai makin dangkal. Akibatnya, saat debit air sungai meningkat,
terlebih lagi dalam kondisi cuaca ekstrem seperti sekarang, air meluap hingga
menggenangi banyak daerah di sepanjang aliran sungai. ”Pengerukan sungai tidak
akan memberi manfaat banyak dalam jangka panjang jika bagian hulu sungai tidak
ditata karena sedimentasi akan terus terjadi,” katanya.Hal senada dikatakan
pakar lingkungan dari Universitas Diponegoro, Semarang, Prof Sudharto P Hadi.
Dia menilai banjir dan longsor yang terjadi di sejumlah wilayah di Tanah Air
merupakan bencana ekologis, yaitu akibat menurunnya daya dukung lingkungan. Hal
ini terjadi karena pola pembangunan saat ini yang lebih mengabdi pada
pertumbuhan ekonomi. 1
Lokasi wisata Gunung Kelud di Jawa Timur
ditutup dari wisatawan menyusul adanya peningkatan status gunung dari normal
menjadi waspada, Minggu (2/2/2014). Pelaksana Teknis Kepala Bagian Humas
Pemerintah Kabupaten Kediri, Edy Purwanto mengatakan, beberapa loket yang
menyediakan tiket masuk wisata, sengaja diberhentikan operasionalnya. “Loket
penjualan tiket kita tutup untuk menghindari komplain dari pengunjung yang
tidak bisa masuk padahal sudah beli tiket,” kata Edy. Selain itu, dia
menambahkan, penutupan itu untuk menghindari hal- hal yang tidak diinginkan
terjadi atau menimpa para pengunjung. Gunung Kelud yang mempunyai ketinggian
1.731 Mdpl itu selama ini dimanfaatkan oleh Pemkab Kediri sebagai salah satu
destinasi wisata. Di sana pengunjung disuguhi kubah lava pengganti danau kawah,
teater vulkanologi Gunung Kelud, kolam air hangat, serta beberapa wahana
lainnya. Sejak Minggu pagi, status gunung yang berbatasan dengan wilayah
Kabupaten Blitar dan Kabupaten Malang itu dinaikkan dari normal menjadi
waspada. Radius dua kilometer dari gunung, disterilkan dari aktivitas
masyarakat. Pemerintah Kabupaten Kediri, Jawa Timur, menghimbau masyarakat
mematuhi aturan larangan masuk wilayah Gunung Kelud, menyusul meningkatnya
status gunung dari normal menjadi waspada.
“Kami harap masyarakat mematuhi larangan
petugas karena ini berbahaya,” kata Edy Purwanto, Pelaksana Teknis Kepala
Bagian Humas Pemkab Kediri, Minggu (2/2/2014). Saat ini, Edy menambahkan,
pihaknya sudah menutup akses menuju lokasi Kelud dalam radius dua kilometer.
Hal itu sejalan dengan rekomendasi yang dikeluarkan oleh pihak pengawas Gunung
Kelud. “Sekali lagi kami berharap masyarakat mematuhi peraturan yang ada. Itu
demi keselamatan bersama,” imbuhnya. Sebelumnya, gunung yang mempunyai
ketinggian 1.731 Mdpl itu sejak pagi tadi dinaikkan statusnya dari normal
menjadi waspada. Gerbang akses masuk menuju lokasi sudah ditutup untuk umum.
Menurut Edy, dalam radius dua kilometer itu tidak ada permukiman penduduk.
Aktivitas yang ada kebanyakan adalah para pengunjung wisata Gunung Kelud maupun
para petani. Gunung yang berada di perbatasan Kabupaten Kediri, Kabupaten
Blitar, serta Kabupaten Malang itu dalam aktifivas terakhir pada 2007 silam,
danau kawah berubah seiring munculnya kubah lava.
Empat orang dinyatakan tewas akibat terkena
awan panas erupsi Gunung Sinabung, Sabtu 1 Februari 2014. Camat Payung Tony
Sembiring mengatakan korban tewas adalah mahasiswa dan warga Sukameriah,
Kecamatan Payung. Tony mengatakan dari penjelasan warga kepadanya, ada
mahasiswa dipandu warga memasuki Desa Sukameriah sebelum erupsi terjadi.
“Bahkan mereka sempat berfoto,” kata Camat Payung Tony Sembiring, Sabtu.Gunung
Sinabung kembali memuntahkan debu panas sekitar pukul 10.30 WIB. Hujan debu
panas mengguyur beberapa desa di Kecamatan Tiganderket, Kecamatan Simpang
Empat. Hujan debu kali ini tergolong besar sehingga mempengaruhi jarak pandang
di sekitar kaki Gunung Sinabung. Salah seorang yang tewas di antaranya warga
Desa Sukameriah yang diduga sebagai pemandu jalan. “Jenazah sedang diotopsi di
rumah sakit. Nanti akan kami sampaikan data diri korban tewas. Saat ini saya
sedang di Desa Sukameriah di lokasi ditemukannya jenazah bersama musyawarah
pimpinan kecamatan,” ujar Sembiring.
Empat orang dinyatakan tewas akibat terkena
awan panas erupsi Gunung Sinabung, Sabtu 1 Februari 2014. Jasad empat orang itu
ditemukan di Desa Sukameriah, Kecamatan Payung.Camat Payung Tony Sembiring
mengatakan 4 korban tewas adalah mahasiswa dan warga Sukameriah. “Tadi dari
penjelasan warga kepada saya ada mahasiswa dipandu warga memasuki Desa
Sukameriah sebelum erupsi terjadi,” kata Camat Payung Tony Sembiring, Sabtu.
Gunung Sinabung kembali memuntahkan debu panas sekitar pukul 10.30 WIB. Hujan
debu panas mengguyur beberapa desa di Kecamatan Tiganderket, Kecamatan Simpang
Empat. Hujan debu kali ini tergolong besar sehingga mempengaruhi jarak pandang
di sekitar kaki Gunung Sinabung.
1.2
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Terjadi nya Bencana .
·
Banjir
Faktor
yang Mempengaruhi terjadinya banjir adalah Karena kurang nya perhatian
masyarakat akan Kebersihan lingkungan
dari tumpukan sampah yang ada disungai sehingga memperlambat jalan nya air dari
hulu menuju hilir,sehingga apabila hujan turun dengan kapasitas tinggi
mengakibatkan air sungai meluap dan mengakibatkan BANJIR . sehingga menimbulkan berbagai macam
problematika, susah air bersih , timbulnya berbagai macam penyakit,hingga
mengalami kerugian dari berbagai macam Aspek Finansial . Jadi jangan pernah
menyalahkan alam yang tidak bersahabat dengan kita , tapi Intropeksi dirilah
Apakah yang mengakibatkan BANJIR itu terjadi ???Bukankah ulah Tangan manusia
itu sendiri juga . dan juga perlunya Antara pembangunan dan Reboisasi penanaman Hijau itu sangat perlu untuk
Resapan Air Ketika Musim Hujan Tiba . Jauhi kebiasaan Membuang sampah Ke sungai
/ pun Waduk .
·
Tanah Longsor
Pristiwa geologi yang terjadi
dikarenakan pergerakan masa batuan atau tanah dengan berbagai type dan jenis
seperti jatuhnya bebatuan atau gumpalan tanah besar . Biasanya pristiwa longsor
disebabkan oleh dua faktor yaitu factor pendorong dan factor pemicu . Faktor
pendorong ialah factor-faktor yang mempengaruhi kondisi material itu itu sendiri
. sedangkan factor pemicu nya adalah faktor yang menyebabkan bergerak
nya material tersebut ,walaupun penyebab utama nya pengaruh Gravitasi yang
mempengaruhi suatu lereng yang curam, namun ada pula faktor EROSI yang
disebabkan oleh sungai-sungai dan gelombang laut yang menyebabkan lereng
tersebut menjadi curam . dan apabila terjadi hujan yang tinggi dapat
mengakibatkan TANAH LONGSOR . Oleh karna itu Butuh nya Reboisasi penghijauan
Yang mana Akar nya sebagai penahan ketika terjadi tanah longsor .
Gempa Bumi Faktor yang mempengaruhi terjadinya Gempa bumi
adalah pergerakan lempengan bumi . Gempa
Bumi dibedakan menjadi 2 type yaitu gempa bumi Tektonik dan Vulkanik,Gempa Bumi
Vulkanik Disebabkan oleh adanya aktivitas magma yang biasa nya terjadi sebelum gunung
api meletus ,sedangkan gempa tektonik terjadi karena adanya aktivitas tektonik
yaitu adanya pergeseran tektonik secara mendadak yang mempunyai kekuatan dari yang kecil hingga besar . Oleh karena Itu Cintai lah Alam ini Dengan
Tidak Mengeksploitasi secara berlebihan tanpa di imbangi dengan Penghijaun dan melestarikan nya.
Letusan Gunung Api & Tsunami Letusan Gunung Api Terjadi
karena endapan magma di dalam perut bumi yang didorong gas bertekanan tinggi ,
Sedangkan Tsunami Terjadi Karena Perubahan Permukaan Laut Secara Vertikal
Secara Tiba-tiba bisa saja di sebabakan
gempa Bumi Yang Berpusat dibawah Laut , Letusan Gunung Berapi dibawah laut ,
Longsor Bawah Laut atau Hantaman Meter dilaut , Gelombang tsunami dapat
merambat kemanapun Tenaga yang terkandung Adanya Tsunami Tetap pada ketinggian
dan laju nya . Dampak (-) Dari Tsunami menghancur kana pa saja yang dilalui
nya(Rumah , Tumbuhan , Hewan , Bahkan
Manusia . 2
C . SIMPULAN
Inilah Bencana-Bencana alam yang
terjadi di Indonesia Dan Saat Ini sedang terjadi di Indonesia . Sudah Saat nya
Kita sebagai Warga Negara Indonesia Mempunyai Kesadaran Melindungi Alam Sekitar
, Sehingga Bisa Mecegah Dan Memperbaiki Lingkungan Disekitar Kita . Agar bisa Mengurangi Terjadinya Banjir
Tanah Longsor dll .
PENULIS : VICKY NANDA PUTRA
SMA N 3 BANGKO PUSAKO
0 komentar:
Posting Komentar
tulislah komentar yang baik, kalau kritik boleh untuk membangun blog