Sabtu, 27 April 2013

MAKALAH - TUMBUHAN DIIKOTIL ( BERKEPING DUA )

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.TUJUAN PENULISAN
Tujuan  penulisan ini adalah untuk mengetahui apa itu apa itu tumbuhan dikotil, ciri-cirinya dan juga untuk dapat mempelajari apa itu tumbuhan berkeping dua ( dikotil )

1.2.METODE PENULISAN
Metode penulisan ini adalah penulis mengumpulkan buku. Buku atau bahan-bahan dengan berbagai sumber yang berkaitan dengan judul karya ilmiah ini tentang tumbuhan berkeping dua ( dikotil ).
BAB II
PEMBAHASAN
2.1       PERMASALAHAN 
        Sebagian besar informasi tentang tumbuhan berkeping dua (dikotil) dari tumbuhan yang ada di alam. Ike sabariah, ( 2002:55), mengatakan tumbuhan berkeping dua di sebut demikian karena tumbuhan ini memiliki biji yang apabila berkecambah maka biji akan pecah dua menjadi daun lembaga. Kelompok tumbuhan dikotil paling banyak jenisnya hampir 200.000 jenis.
2.2       CIRI-CIRI TUMBUHAN DIKOTIL
            a. Akar
                        Akar tanaman dikotil merupakan akar tunggang yang bercabang-cabang. Selain untuk mengkokohkan, pada beberapa jenis akar juga berfungsi sebagai cadangan makanan.
b. Batang
                        Batang dikotil bercabang-cabang sesuai dengan umurnya. Tanaman dikotil bekayu, batangnya dapat membesar, karena ada kambium ikatan pembuluh.
c. Daun
                        Daun dikotil umumnya lebar dan pipih, urat daun bebentuk jala atau seperti jari. Ukuran daun sangat bervariasi, permukaan atas daun biasanaya berwarna agak lebih gelap di bandingkan dengan permukaan bawah daun
d. Bunga
                        Bunga dikotil mempunyai warna yang bermacam-macam mempunyai kelopak bunga, mahkota, putik dan benang sari dalam satu organ yang sama ( bunga lengkap ).
BAB III
TUMBUHAN KUBISAN DAN POLONG
            Dibawah ini contoh tumbuhan dikotil yang banyak manfaatnya bagi kehidupan manusia.
            3.1.      Tumbuhan kubis-kubisan
                        Tanaman ini umumnya merupakan tanaman semusim bebentuk herba dan berbatang lunak.
                        Tanaman ini penyebarannya sangat luas tapi umumnya menghendaki cuaca yang cukup sejuk didaratan rendah tropis penyebarannya kurang baik. Tanaman ini dapat mudah dikenal karena mempunyai aroma yang khas.
3.2.      Tanaman polong-polongan
                        Tanaman ini mempunyai bentuk pohon perdu, atau semak, ada juga jenis yang memanjat. Pada jenis tertentu akarnya membentuk bintil akar ( mengandung zat bakteri lemas ). Ada jenisnya yang hidup di perairan atau tanah yang kering/gurun pasi
BAB IV
TUMBUHAN GETAH-GETAHAN

Untuk mengenal ciri-ciri tumbuhan ini, petiklah satu ranting pohon jarak. Contoh-contoh tumbuhan bergetah sebagai berikut.
4.1. Karet
                        Tanaman ini berasal dari brazil, mengandung lateks berwarna putih susu. Tanaman ini di budi dayakan untuk di ambil lateks nya dengan menyadap atau mengelupas.
4.2. Jarak
                        Bijinya mengandung minyak kastor, yang berguna untuk bahan pelumas mesin.
4.3. Kastuba
                        Di pakai sebagai tanaman hias, daunnya yang dekat ke bunga berwarna merah seolah-olah mahkota bunga, selain tanaman ini yang di jadikan tanaman hiasadalah acalypha dan puring
4.4. Singkong
                        Tanaman ini berasal dari brazil jika di biarkan  tanaman ini bisa mencapai ketinggian 5m. Umumnya di kembangkan dengan secara stek. Ubinya mengandung tapioka yang berguna sebagai bahan makanan atau campuran lain. Varietas tertentu dari singkong mengandung racun sianida (yang cukup tinggi) yang hilang bila di urai dengan air mengalir. Daun singkong banyak mengandung protein dan vitamin.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
                        Jadi tumbuhan dikotil banyak sekali hidup di lingkungan sekitar kita, jaga dan rawatlah tumbuhan itu. Tumbuhan dikotil juga mempunyai banyak berbagai tumbuhan.
5.2. Saran
                        Untuk menanam tumbuhan dikotil sangatlah mudah asalkan saja merawatnya dengan baik dan juga melestarikanya.
DAFTAR PUSTAKA

Dra. Ike Sabariah. 2002 Biologi. Jakarta : Ganeca.
Drs. Hariyahta. Drs. Suhardi. 2002. Biologi Smp. Jakarta : Cempaka Putih.
Ahmad Farichi, S.Pd.I. 2006. Biologi. Bogor : Yudhistira.

MAKALAH - TELEVISI

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang 
Televisi saat ini adalah sarana elektronik yang paling digemari dan dicari orang. Untuk mendapatkan televisi tidak lagi sesusah zaman dahulu di mana perangkat komunikasi ini adalah barang yang langka dan hanya kalangan tertentu yang sanggup memilikinya. Saat ini televisi telah menjangkau lebih dari 90% penduduk di negara berkembang. Televisi yang dulu mungkin hanya menjadi konsumsi kalangan dan umur tertentu, saat ini bisa dinikmati dan sangat mudah dijangkau oleh semua kalangan tanpa batasan usia. Siaran-siaran televisi akan memanjakan orang-orang pada saat luang seperti saat liburan, sehabis bekerja, bahkan dalam suasana sedang bekerjapun orang-orang masih menyempatkan diri untuk menonton televisi. Suguhan acara yang variatif dan menarik membuat orang tersanjung untuk meluangkan waktunya duduk di depan televisi. Namun, di balik itu semua dengan dan tanpa disadari televisi telah memberikan banyak pengaruh negatif dalam kehidupan manusia baik anak-anak maupun orang dewasa. Kita harus berhati-hati sebab televisi selain bisa menjadi teman yang baik, bisa juga menjadi musuh yang menghanyutkan.
Dalam sebuah survei yang dilakukan lebih dari setengah anak-anak di AS mempunyai televisi di kamar mereka. Usia remaja paling banyak menonton televisi di kamar dan hampir sepertiga anak-anak pra sekolah mempunyai televisi di kamar mereka dan menghabiskan lebih banyak waktu untuk menonton televisi. Disebutkan juga adanya beberapa orang siswi sebuah sekolah yang bergantian bolos dari sekolah demi menonton sebuah tayangan opera sabun di televisi. Di Indonesia mungkin tidak sampai menjangkau persentase sebesar ini, namun pengaruh televisi juga telah banyak membentuk pola pikir dari anak-anak Indonesia pada umumnya. Dalam tayangan televisi saat ini terdapat banyak gaya kehidupan setan, seperti kekerasan yang membuat bulu kuduk merinding, vulgaritas, kejahatan, kebencian, seks bebas, penipuan, tatanan rambut yang radikal, dan lain-lain. Orang yang semakin sering menonton tayangan-tayangan seperti itu, pada akhirnya akan menerima hal itu sebagai sesuatu perbuatan yang normal. Dalam hal ini televisi telah menjadi propaganda terpenting yang dipakai setan saat ini terhadap manusia, baik dewasa maupun anak-anak. Tidak bisa disangkal bahwa dewasa ini televisi adalah salah satu guru elektronik bagi anak-anak maupun orang dewasa. Apa yang harus dilakukan keluarga untuk mengatasi berbagai problema yang diakibatkan oleh tontonan televisi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Sejarah Televisi
1. Pengertian
Televisi (TV) berasal dari kata tale (jauh) dan vision(tampak) jadi televisi adalah suatu alat komunikasi yang tampak atau dapat dilihat dari jarak jauh.1
TV juga bisa dikatakan sebagai perangkat elektronik yang dapat disaksikan atau dinikmati. TV juga merupakan media massa, yaitu media elektronik yang terdapat berita (news), entertain (fasion dan lifestyle). Ada juga devinisi lain tentang TV, yaitu sebagai alat yang dapat menampilkan gambar pada layarnya yang berasal dari gelombang frekuensi tinggi tanpa perantara fisik.

2. Sejarah Munculnya Televisi
Fase-fase sejarah munculnya pembuatan televisi di dunia :
1.                  Michael Faraday dan James Clark Maxwell : Mendalami gelombang radio untuk mengirim gambar dan suara
2.                  Heinrich Hertz : Mengirim gelombang elektromagnetik jarak dekat
3.                  Morse : yang mengembangkan sinyal elektromagnetik mampu menempuh jarak jauh, yakni menyebrangi lautan, sekaligus beliau yang mempatenkan teknologi nirkabel
4.                  1926 : John L Baird, yang melakukan eksperimen mengenai pemancar TV pertama
5.                  1928 : F.F Alexanderson , melakukan percobaan dan demo pemancar televisi berukuran 3 inchi
6.                  1928 : TV pertama kali muncul di Jerman, sekaligus TV pertamakali muncul di dunia
7.                  1935 : TV pertama kali muncul di Perancis
8.                  1936 : TV di inggris
9.                  1939 : TV di AS
10.              1939 : Pesawat TV elektromagnetik pertama dengan 441 garis
11.              1941 : AS mengambil alih teknologi TV dengan komisi perhubungan AS yang mengeluarkan standarisasi TV dengan 525 garis.
12.              1951 : UHF channel dan TV berwarna muncul
13.              Sedangkan di Indonesia sendiri, TV pertamakali muncul pada tanggal 17 Agustus 1962, pada saat HUT RI ke-17, sebagai kado ulang tahun RI, TVRI muncul pertama kali dengan siaran langsung upacara bendera, siaran pertama ini adalah siaran uji coba.
TVRI resmi mengudara pada tanggal 24 Agustus 1962 yang bertepatan dengan Sea Games ke-4 di Gelora Bung Karno.
B. Setting Sosial Budaya Televisi
Televisi di zaman ini sangatlah membudaya. Tak sedik pula masyrakat yang memiliki media ini. Hampir semua kalngan memiliki televisi. Selain berguna sebagai hiburan, televisi juga bisa menjadi kiblat dalam berpenampilan. Semakin tenarnya sebuah style maka semakin banyak pula media yang meliput.
Televisi disini banyak di gemari oleh berbagai usia. Hal tersebut terjadi karena banyaknya stasiun-stasiun televisi yang berlomba-lomba menarik perhatian pemirsa tak peduli pemirsa itu dari usia berapapun. Di lihat dari sudut pandang tersebut, jelas dapat kita simpulkan bahwa televisi adalah media komunikasi yang paling banyak digemari dan juga di konsumsi. Bahkan tele
1. Tujuan Televisi
+ Sebagai alat informasi
+ Hiburan
+ Kontrol sosial
+ Penghubung wilayah secara geografis
secara langsung tujuan yang televisi sangatlah bagus akan tetapi kebanyakan acara di dunia pertelevisian kali ini lebih cenderung pada sesuatu hal yang negative. Dari segi jam tayang, porsi konsumsi umur, tayangan yang tidak memiliki mutu dalam kehidupan ataupun tayangan yang menjanjikan ssuatu yang belum pasti adanya.
3. Efek buruk Televisi Terhadap Masyarakat    
Televisi merupakan alat komunikasi media public yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat umum. Di bandingkan dengan media massa lainnya televisi adalah salah satu media massa yang paling banyak digemari oleh masyarakat dari berbagai kalangan. Untuk itulah pengaruh televisi sangat besar terhadap pola hidup masyarakat. Televisi sangatlah bersifat destruktif setidaknya bersifat lebih banyak mengandung unsur eksploitasi dibandingkan sisi eksplorasi. Sebab kebanyakan acara televisi lebih banyak menayangkan acara yang mematikan kreativitas sehingga kita lebih cenderung jalan di tempat.
Adapun efek negativ televisi terhadap masyrakat, yaitu:
1.                  Kognitif, efek ini melahirkan pengetahuan bagi pemirsa dan efek ini juga bisa menimbulkan kenegativan jika pengetahuan tersebut tidak sesuai dengan porsinya atau tidak lumrah untuk dikonsumsi. Contoh: anak-anak di bawah umur menyaksikan adegan vulgar.
2.                  Imitasi (peniruan), efek yang yang paling besar dalam televisi, bisa di katakana efek negativ jika imitasi tersebut tidak di saring secara benar oleh pemirsa. Contoh: meniru gaya barat (westernis) seperti freesex
3.                  Dampak behavior (perilaku), biasanya dampak ini lebih banyak dirasakan oleh para remaja. Contoh negativ: banyaknya para remaja yang mengikuti perilaku remaja ibu kota dan kebanyakan perilaku negativ (dugem, kekerasan. dll)

4.      Bahaya Tontonan Kekerasan Bagi Anak 
Tontonan kekerasan yang disajikan pada sebuah televisi akan berpengaruh sekali terhadap perilaku anak, karena secara tidak langsung anak itu dapat meniru tayangan kekerasan di televisi, di kemudian hari, dan biasanya diperagakan pada teman-temannya. Karena fase anak-anak memang fase meniru, dan tak heran bila anak-anak sering disebut imitator ulung. Jenis film-film laga kepahlawanan (hero) selalu menarik perhatian dan disenangi anak-anak termasuk balita, sehingga mereka tahan berjam-jam duduk di depan layar kaca. Karena selain menghibur, yang terutama bikin anak-anak kecanduan ialah unsur thrill, suasana tegang saat menunggu adegan apa yang bakal terjadi kemudian. Tanpa itu, film cenderung datar dan membosankan, dan selain itu permainan game juga intern karena di sana ada target, entah menjatuhkan atau mematikan lawan, dan jika (dilakukan) bertahun-tahun tayangan itu bisa menjadi rangsangan untuk berbuat. Kekerasan yang ditayangkan di TV tak hanya muncul dalam film kartun, film lepas, serial dan sinetron. Adegan kekerasan juga tampak pada hampir semua berita, khususnya berita kriminal. TV swasta di Indonesia terkadang lebih “kejam” dalam menggambarkan korban kekerasan, misalnya dengan ceceran darah atau meng-close up korban. Jadi, orang tua jangan terkecoh dengan hanya menyensor adegan seksual, misalnya ciuman. Adegan kekerasan, mulai dari tembakan, darah, gebuk-gebukan, perlu juga disensor.
Menurut Ron Solby dari Universitas secara terrinci menjelaskan, ada empat macam dampak kekerasan dalam televisi terhadap perkembangan kepribadian anak. Pertama, dampak agresor di mana sifat jahat dari anak semakin meningkat; kedua, dampak korban di mana anak menjadi penakut dan semakin sulit mempercayai orang lain; ketiga, dampak pemerhati, di sini anak menjadi makin kurang peduli terhadap kesulitan orang lain; keempat, dampak nafsu dengan meningkatnya keinginan anak untuk melihat atau melakukan kekerasan dalam mengatasi setiap persoalan. 
Banyak anak begitu betah menghabiskan waktu berjam-jam di depan televisi. Menurut mereka, televisi adalah cara terbaik untuk menyingkirkan perasaan tertekan, atau untuk mencoba lari dari perasaan itu.
Yang menarik, ada hubungan nyata antara kebiasaan menonton TV dengan tingkatan pengawasan orang tua. Pengawasan itu berupa pengenalan orang tua akan teman-teman sang anak di mana mereka berada sepanjang hari. Selain itu, apakah orang tua juga menetapkan dan menjalankan peraturan pembatasan waktu bermain di luar rumah atau nonton TV. Anak yang tidak diawasi dengan ketat akan menonton TV lebih banyak dibandingkan anak-anak yang lain. 
Menurut Aletha Huston Ph.D dari University of Kansas, “Anak-anak yang menonton kekerasan di TV lebih mudah dan lebih sering memukul teman-temannya, tak mematuhi aturan kelas, membiarkan tugasnya tidak selesai, dan lebih tidak sabar dibandingkan dengan anak yang tidak menonton kekerasan di TV.” 
Tapi, tidak semua pihak setuju dengan pendapat Aletha, bahwa kekerasan di TV berakibat langsung pada perilaku. Satu kajian oleh para ahli ilmu jiwa Inggris menyebutkan, tak ada kaitan langsung antara kekerasan di TV dengan perilaku anak. Namun ada syarat yang dipenuhi. “Tak ada yang lebih baik daripada keluarga yang hangat, sekolah yang bermutu, dan masyarakat yang peduli. Kalau ketiga aspek itu terpenuhi, tak ada masalah dengan kekerasan yang ditonton.”
Film laga harus pula dilihat dari aspek positifnya, yaitu bahwa anak membutuhkan figure pahlawan, jagoan, dan heroisme. Di sinilah peran orang tua untuk mengajaknya menarik garis perbedaan antara dunia nyata dan film. Seperti yang dikatakan Modeline Levine, Ph.D. Psikolog di Marin Country, California, “Pada umur 9 tahun, anak bari bisa membedakan antara kenyataan dan fantasi.” 
Orang Tua Contoh Model Anak 
Dari berbagai kemungkinan masalah yang bisa timbul, tentu peran orang tua tidak bisa diabaikan. Sikap orang tua terhadap TV akan mempengaruhi perilaku anak. Maka sebaiknya orang tua lebih dulu membuat batasan pada dirinya sebelum menentukan batasan bagi anak-anaknya. Biasanya dikala lelah atau bosan dengan kegiatan rumah, orang tua suka menonton TV. Tetapi kalau itu tidak dilakukan dengan rutin, artinya anda bisa melakukan kegiatan lain, kalau sedang jenuh, anak akan tahu ada banyak acara beraktifitas selain menonton TV. Usahakan TV hanya menjadi bagian kecil dari keseimbangan hidup anak. Yang penting, anak-anak perlu punya cukup waktu untuk bermain bersama teman-teman dan mainannya, untuk membaca cerita dan istirahat, berjalan-jalan, dan menikmati makan bersama keluarga. Sebenarnya, umumnya anak-anak senang belajar dengan melakukan berbagai hal, baik sendiri maupun bersama orang tuanya. Hal penting kedua adalah mengikutsertakan anak dalam membuat batasan. Tetapkan apa, kapan, dan seberapa banyak acara TV yang ditonton. Tujuannya, agar anak menjadikan kegiatan menonton TV hanya sebagai pilihan, bukan kebiasaan. Ia menonton hanya bila perlu. Untuk itu, video kaset bisa berguna, rekam acara yang anda sukai, lalu tonton kembali bersama-sama pada saat yang sudah ditentukan. Cara ini akan membatasi, karena anak hanya manyaksikan apa yang ada di rekaman itu. Masalah jenis program yang ditonton sangat penting dipertimbangkan sebab itu menyangkut masalah kekerasan, adegan seks, dan bahasa kotor yang kerap muncul dalam suatu acara, kadang ada acara yang bagus karena memberi pesan tertentu, tetapi di dalamnya ada bahasa yang kurang sopan, atau adegan-adegan pacaran, rayuan, yang kurang cocok untuk anak-anak. Maka sebaiknya orang tua tahu isi acara yang akan ditonton anak, usia anak dan kedewasaan, mereka harus jadi pertimbangan. Dalam hal seks, orang tua sebaiknya bisa memberi penjelasan sesuai usia, kalau ketika sedang menonton dengan anak tiba-tiba nyelonong adegan “Saru”. 
Masalah bahasa pun perlu diperhatikan agar anak tahu mengapa suatu kata kurang sopan untuk ditiru. Orang tua bisa menjelaskannya sebagai ungkapan untuk keadaan khusus, terutama di TV untuk mencapai efek tertentu. 
Dua jam sudah cukup, kapan dan berapa lama anak boleh menonton TV, semua itu tergantung pada cara sebuah keluarga menghabiskan waktu mereka bersama. Bisa saja di waktu santai sehabis makan malam bersama, atau justru sore hari.
Anak yang sudah bersekolah harus dibatasi, misalnya hanya boleh menonton setelah mengerjakan semua PR. Berapa jam? Menurut Jade Murphy dan Karen Tucker – Produser acara TV anak-anak dan Penulis – sebaiknya tidak lebih dari 2 jam sehari, itu termasuk main komputer dan video game. Untuk anak yang belum bersekolah atau sering ditinggal orang tuanya di rumah, porsinya mungkin bisa sedikit lebih banyak. 
Memberikan batasan apa, kapan, dan seberapa banyak menonton acara TV juga akan mengajarkan pada anak bahwa mereka harus memilih (acara yang paling digemari), menghargai waktu dan pilihan, serta menjaga keseimbangan kebutuhan mereka.
Agar sasaran tercapai, disiplin dari pengawasan orang tua mutlak diperlukan. Sayangnya, unsur pengawasan ini yang sering jadi titik lemah orang tua yang sibuk dengan pekerjaan sehari-hari di kantor.
“Untuk itu, orang tua memang dituntut untuk cerewet. Tidak apa-apa agak cerewet demi kebaikan anak-anak.” Ujar Fawjia.
Kekerasan memang sulit dipisahkan dari industri hiburan. Sama sulitnya jika harus mencari siapa yang harus disalahkan terhadap masuknya tayangan kekerasan dalam industri hiburan. Kita akan terjebak dalam lingkaran setan: Produser, Pengelola TV, Sutradara, Pengiklan, maupun penonton sendiri. Sementara menangkap setannya lebih sulit, tindakan yang bisa kita lakukan adalah meminimalkan pengaruh tersebut, khususnya terhadap anak-anak, kuncinya mulai dari lingkungan keluarga.
BAB II
KESIMPULAN DAN SARAN
A.     Kesimpulan 
Berdasarkan kajian sebagaimana di uraikan di atas penulisan menyimpulkan hal–hal yang berkaitan dengan penyelesaian permasalahan sebagai berikut 
1. Dari sekian banyak tayangan yang disajikan televisi, kebanyakan dapat mempengaruhi sikap penontonnya setelah atau pada saat melihat tayangan televisi. Sehingga hal ini baik secara langsung atau tidak langsung akan mempengaruhi akhlak penontonnya baik pengaruh yang positif maupun pengaruh yang negatif.
2. Tayangan televisi yang menyajikan acara hiburan atau acara bernuansa kekerasan maka biasanya anak-anak cenderung menyukai tayangan tersebut karena apa yang ditonton di tayangan televisi biasanya anak cenderung akan menirunya sehingga takut akan merusak akhlak anak.
B. Saran– saran 
1. Pilihlah program acara televisi yang memang benar – benar bermanfaat bagi seluruh keluarga 
2. Gunakan televisi yang ada hanya sebagai media untuk mendapatkan informasi penting seperti cerita
3. Tentukan dan bedakan waktu menonton televisi bagi anak – anak yang belum dan sudah dewasa 
4. Batasi waktu menonton televisi untuk anak – anak
5. Alihkan perhatian dan kegemaran anak – anak dalam keluarga dari kecanduan menyaksikan seluruh acara televisi yang di sajikan di setiap harinya kepada bentuk – bentuk kegiatan dan kesenangan baru yang positif seperti membaca dan mempelajari al-qur'an dan hadits, membaca koran, membaca buku dan lain sebagainya.
 
DAFTAR PUSTAKA
Mansur, awadl, Dr. (1993). Manfaat Dan Mudarat Televisi, Fikahati Anska, Jakarta
Chen, Milton. (2005). Mendampingi Anak Menonton Telivisi, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
 
__________ (1997). Undang–Undang Penyiaran No. 24 Tahun 1997, Sinar Gratika, Jakarta
 
Amin, Ahmad, (1968). Ilmu Akhlak, Bulan Bintang, Jakarta.
Bakar Atjeh, Abu (1963). Mutiara Akhlak 1, Bulan Bintang, Jakarta.
Umary, Barmawie, Drs. (1966), Materia akhlak, Cv. Ramadani, Yogyakarta .
 



MAKALAH - MEMBANDINGKAN ANTARA UNSUR INTRINSIK DAN EKSTRINSIK KARYA SASTRA MELAYU (HIKAYAT) DENGAN SASTRA MODREN (CERPEN)

MAKALAH 

MEMBANDINGKAN ANTARA UNSUR INTRINSIK DAN UNSUR EKTRINSIK KARYA SASTRA MELAYU (HIKAYAT )DENGAN SASTRA MODREN (CERPEN)

Di Buat Guna Untuk Mengetahui Sastra Melayu Klasik Dengan Sastra Modern

Guru Pembimbing :Ahmad Yusuf  S.Sos

DI SUSUN OLEH

RINA MAIYANA

SEKOLAH MENENGAH ATAS   SWASTA
HARAPAN BANGKO JAYA
KECAMATAN BANGKO PUSAKO
KABUPATEN ROKAN HILIR
                                     
TAHUN PELAJARAN  2012

KATA PENGANTAR
            Puji syukur penulis ucapakan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan petunjuk dan kemudahan  kepada penulis .sehingga dapat menyelesaikan tugas karya tulis sederhana ini.                               
Karya tulis ini di susun dengan tujuan utama untuk melengkapi tugas wajib individu yaitu pembuatan karya ilmiah.selain itu,juga untuk melatih para siswa-siswi SMA.S  Bangko Jaya kelas X dalam menyusun karya tulis .             
Penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ahmad Yusuf, Sos.1 selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia yang telah memberikan bimbingannya dalam pembuatan karya tulis ini. Begitu  juga kepada teman-teman atau pihak-pihak terkait yang telah memberikan dukungan moral atau material  hingga terselesaikannya  pembuatan  karya tulis ini.                                                 
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun karya tulis ini, masih jauh dari kesempurnaan karena adanya kerbatasan ilmu dan pengetahuan serta refrensi yang penulis miliki. Namun  demikian penulis berharap semoga isi karya tulis ini dapat benar-benar bermanfaat bagi penulis khususnya, serta  para pembaca pada umumnya. Selain itu juga penulis berharap adanya keritik dan saran yang membangun  dari pihak pembaca demi terwujudnya kesempurnaan isi karya tulis ini, sehingga karya tulis ini betul-betul dapat menambah pengetahuan kita dalam penulisan karya tulis ilmiah.   
                                                                                                     Hormat Penulis

                                                                                                  RINA MAIYANA
                                                            DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………………………………………     i
DAFTAR ISI ………………………………………………………………      ii    
BAB 1. PENDAHULUAN ………………………………………………….   1
A.    LATAR BELAKANG ……………………………………………….  1    
B.     RUMUSAN MASALAH …………………………………………….  1
C.     MANFAAT PENULISAN …………………………………………..   1
D.    SISTEMATIKA PENULISAN ……………………………………..    2
BAB 11.PEMBAHASAN……………………………………………………   3
A.    GAMBARKAN UNSUR INTRINSIK DAN UNSUR EKSTRINSIK HIKAYAT …………………………………………………………..                        3
B.     GAMBARKAN UNSUR INTRINSIK DAN EKSTRINSIK CERPEN.    4
C.     PERBEDAAN HIKAYAT DAN CERPEN…………………………  5
BAB 111. PENUTUP………………………………………………………      7
A.    KESIMPULAN………………………………………………………   7
B.     SARAN………………………………………………………………    7
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………..  iii

BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
“Bandingkan unsur intrinsik hikayat dan ektrinsik cerpen”
a.      Intrinsik Hikayat
hikayat adalah sastra melayu lama yang berbentuk prosa yang berisi cerita undang-undang, silsilah raja-raja yang lebih nyata . yang merupankan suatu jenis cerita rakyat .
b.      Ekstrinsik Cerpen
Cerpen  merupakan suatu karya rekaan pengaran, cerita dalam suatu cerpen merupakan hasil pengamatan  pengarang atas hidup dan kehidupan yang nyata. Cerpen  pada dasarnya adalah karya tulis .
B.     RUMUSAN MASALAH
Dari  latar belakang masalah yang kami jumpai , maka rumusan masalah yang kami dapat adalah sebagai berikut :
1.      Apa  unsur-unsur dari hikayat yang berjudul “keong mas “
2.      Apa  unsur-unsur dari cerpen yang berjudul “matahari tak terbit hari ini”
3.      Apa  perbedaan dari hikayat dan novel
C.    MANFAAT PENULISAN
adapun manfaat penulisan yang kami dapat adalah sebagai berikut :
1.      Di  buat guna untuk memenuhi tugas karya ilmiah pada mata pelajaran bahasa indonesia
2.      untuk mengetahui unsur –unsur dari hikayat yang berjudul “keong mas”
3.      untuk mengetahui unsur-unsur dari cerpen yang berjudul “ matahari tak terbit hari pagi ini”
4.      untuk megetahui perbedaan hikayat dan cerpen
D.    SISTEMATIKA PENULISAN
Adapun sistematika penulisan karya ilmiah ini terdiri dari tiga bab  yaitu sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
B.     Rumusan Masalah
C.     Manfaat Penulisan
D.    Sistematika Penulisan
BAB 11PEMBAHASAN
A.    Unsur  intrinsik dan unsur ekstrinsik dari hikayat
B.     Unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik dari cerpen
C.     Perbedaan dari hikayat dan cerpen
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan  
B.     Saran  
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik dari hikayat yang berjudul
karya sastra melayu di susun oleh dua unsur yang di susun , dua unsur yang dimaksud adalah unsur intrinsik dan ekstrinsik . unsur intrinsik adalah unsur yang menyusun sebuah karya sastra dari daam yang mewujudkan struktur suatu karya sastra , seperti tema, tokoh, dan penokohan ,alur dan pengaluran latar dan pelataran dan pusat  pengisahan sedangkan unsur ekstrinsik ialah unsur yang menyusun sebuah karya sastra dari luarnya dan lainnya .
a.      Tema  dan amanat
Tema  ialah persoalan yang menduduki tempat utama dalam karya sastra. Adapun  tema yang terdapat dalam hikayat berjudul “keong mas” adalah : menceritakan seorang putri kerajaan yang cantik jelita yang bernama cendra kirana dan mempunyai saudara permpuan yang bernama galu ajeng .suatu hari ada seorang pangeran dari kerajaan lain yang bernama raden inu datang dengan maksud melamar cindra kirana saudara permpuan cindra kirana yang bernama galuh ajeng sangat merasa iri .lalu galuhajeng megutuk candra kirana menjadi keong mas lalu membuang nya kesungai .
amatilah ajaran moral atau pesan yang hendak di sampaikan pengarang kepada pembaca melalui karya nya . adapun amanat yang berjudul “keong mas” adalah janganlah kita memiliki rasa iri kepada sesama
b.      Tokoh  dan penokohan
Tokoh  ialah peleku dalam karya sastra .adapun tokoh yang terdapat dalam hikayat yang berjudul “keong mas”ialah cendra kirana ,galuh ajeng dan raden inu.
B.     Unsur Intrnsik Dan Unsur Ekstrinsik Dari Cerpen Yang Berjudul “Matahari Tak Terbit Pagi Ini”
Unsur intrinsik sebuah cerpen terdiri atas tema, alur, sudut pandang, penokohan dan amanat. Adapun  unsur ekstrinsik cerpen, biasanya berkenaan dengan latar belakang pengarang dalam menulis cerpen tersebut dan kerkaitan budaya dengan cerpen. Berikut  analisasi unsur intrinsik dan ekstrinsik unsur cerpen “Matahari Tak Terbit Pagi Ini”
a.       Tema  atau pokok cerpen diatas adalah kerinduaan seseorang kepada orang yang dikasihaninya. Mereka  berpisah karena “ nasib” yang tidak bisa mereka tolak .
b.      Alur  cerpen itu sangat pendek , yakni bergerak maju bercerita tentang seputar kondisi batin tokoh utama  karena kehilangan , orang yang di kasihinya. Meskipun  demikian, alur dasar dari cerpen itu tetap ada yaitu:
1.      Mula - mula, diawali dengan cerita tenteng rasa kehilangan,kecewa dan kekosongan jiwa yang di alami tokoh aku setalah orang di kasihi itu tiada lagi di sampingnya .
2.      Dilanjutkan dengan kisah massa lalu mereka yang di penuhi dengan mimpi dan keceriahan
3.      cerita kembali pada kondisi tokoh aku yang berada dalam kesendirian dan berharap bisa bersama kembali dengan orang yang selalu dirindukannya  itu.
c.       Latar  cerita itu tidak secara tegas menyatakan dimana dan kapan nya memang sulit mendeskripsikan  latar cerita itu secara jelas. Cerpen  itu lebih banyak mengugkapkan isi hati tokoh yang tidak pasti dimana dan kapan terjadi nya. Akan  tetapi, secara sekilas cerita itu menyebut latar tempat yakni kamar. Sementara  itu watak nya, seperti yang di ungkapkan dalam judulnya, adalah pada pagi hari.
d.      Penokohannya  hanya mengangkat dua pelaku, yakni aku dan kamu. pengertian, dan penyabar. Walupun  ia harus berpisah dengan orang yang dikasihinya .
kamu merupakan tokoh pendamping (figuran) yang karakter-karakternya diceritakan melalui tokoh aku. Melelui  ceritanya itu dapat diketahui bahwa kamu adalah seorang yang memiliki senyuman yang menawan. Oleh  karena itu, tokoh aku menyebutnya sebagai bidadari tokoh kamu juga berwatak setia dan memiliki ketanguhan hati. Watak  tersebut tampak dalam cuplikan berikut:
a.       ”Aku takut bila aku berubah tetapi tak akan pernah pangeranku”   ucapan mu pelan.
b.      Kau  telah kesendirian itu dikejauhan sambil berharap matahari akan bercahaya segera menerangi kisi-kisi hati yang tersampul luka rindu kita.
c.       kau pun ada dalam bagian kisah yang tak pernah lekang di panas dan lapuk dihujan itu. selalu ada manik-manik kasih mengalir di samudra kehidupan yang maha luas ini.
e.       Sudut  pandang bersifat megakukan. Dengan  demikian cerpen itu menggunakan sudut pandang orang pertama yang sekaligus berperan sebagai tokoh utama .
f.       Amanat  cerpen itu berisi tentang betapa berartinya seorang yang dikasihi dalam sebuah kehidupan. Ketiadaanya  dapat menyebabkan hidup menjadi sunyi, tidak indah dan serasa tidak bermakna lagi.

Unsur ekstrinsik cerpen tersebut dapat di jelas kan sebagai berikut:
1.      latar belakang pengarang berkaitan dengan falsafah hidup, pendidikan, pekerjaan, pegalaman, usaha, ataupun jenis kelamin. Misalnya, seorang pengarang memiliki falsafah hidup bahwa kepentingan bangsa lebih penting dari pada kepentingan pribadi. Falsafahnya itu sedikit banyak nya akan mewarnai cerpennya.
2.      Latar  belakang budaya  berkaitan dengan keadaan, kebiasaan, atau pola hidup masyarakat ketika cerpen itu dibuat. Cerpen  yang lahir pada masa kolonial sedikit banyak akan bebeda dengan cerpen yang tercipta pada masa kemerdekaan ataupun pada era repormasi .
         
BAB III
PENUTUP
A.    kesimpulan
Maka dapat saya simpulkan bahwa memang ada suatu perbedaan antara hikayat dan cerpen .
B.     Saran  
Semoga  dengan dengan adanya tugas ini kita sebagai siswa /siswi dapat mengetahui perbedaan hikayat dan cerpen .

Copyright @ 2013 AGUNG_NET BLOG.