Senin, 31 Maret 2014

Filled Under:

POPULASI DAN SAMPEL


DAFTAR ISI
POPULASI DAN SAMPEL
1.      Pengertian populasi dan sampel
2.      Pengambilan sampel
a.       Pengambilan sampel bukan acak
b.      Pengambilan sampel acak sederhana
c.       Pengambilan sampel acak sistematik
3.      Pengambilan sampel acak berstrata
a.       Pengambilan sampel klaster
b.      Pengambilan sampel klaster-berstrata
4.      Ukuran sampel
-          Beberapa pertimbangan
-          Kebutuhan sampel besar
5.      Perhitungan besarnya sampel

Pendahuluan
Lingkup bahasan
Dalam bab ini di bahas populasi target, populasi umum dan populasi terukur, sampel dan penentuan sampel ( sampling ), bias atau kekeliruan dalam penentuan sampel, sebab-sebab terjadinya bias, macam-macam cara penentuan sampel: sampel acak dan bukan acak, macam-macam sampel acak: sampel acak sederhana, acak sistematis, acak berstrata, acak klaster, acak klaster berstrata, sampel bukan acak: sampel purposif, sampel insidental dan sampel cock ( convenion sample ). Pada bagian akhir di bahas ukuran sampel: beberapa pertimbangan penentuan sampel, kebutuhan sampel besardan perhitungan besarnya sampel.

Tujuan
Setelah mempelajari bab ini pembaca di harapkan dapat :
1)      Menjelaskan pentingnya populasi dan sampel dalam penelitian.
2)      Menjelaskan konsep dan macam-macam populasi
3)      Menjelaskan pengertian dan macam-macam sampel
4)      Menjelaskan penyebab terjadinya bias salam penentuan sampel.

1.     Pengertian populasi dan sampel
Populasi adalah keseluruhan objek yang akan/ingin di teliti. Populasi sering juga di sebut universe, anggota populasi dapat berupa benda hidup maupun benda mati dan manusia, dimana sifat-sifat yang ada padanya dapat di ukur atau di amati. Sampel adalah bgian populasi yang menjadi objek penelitian, sampel secara harfiah berarti contoh.

2.     Pengambilan sampel
Pengambilan sampel merupakan suatu proses pemilihan dan penentuan jenis sampel dan perhitungan, besarnya sampel yang akan menjadi subjek atau objek penelitian. Dalam pengambilan sampel ada yang melandasinya yaitu :
a.       Keterbatasan waktu, tenaga dan biaya.
b.      Lebih cepat dan lebih mudah
c.       Memberi informasi yang lebih banyak dan lebih mendalam.

a.       Pengamatan sampel bukan acak
Untuk tujuan-tujuan penelitian tertentu di lakukan pengambilan sampel secara tidak acak, bukan acak atau non sampling. Penelitian di lakukan karena tidak di tujukan untuk menarik kesimpulan umum atau generalisasi bagi populasi. Penelitian hanya bersifat penelitian atau studi kasus, umpanya pendapat orang tua di satu sekolah tentang buku-buku pelajaran yang di gunakan anaknya, persepsi siswa di suatu kelas tentang cara mengajar, penelitian pengunjung tentang barang-barang yang di jual pada supermarket.
b.      Pengamatan sampel acak sederhana
Dalam pengambilan sampel acak sederhana ( simple random sampling ), sebuah individu yang menjadi anggota populasi memiliki peluang yang sama dan bebas di pilih sebagai anggota sampel. Ada beberapa cara yang biasa di gunakan dalam pengambilan sampel acak sederhana. Cara yang cukup mudah dan biasa di gunakan dengan menggunakan tabel.
c.       Pengambilan sampel acak sistematik
Pengambilan sampel acak sistematik hampir sama dengan sampel acak sederhana. Cara tersebut hanya bisa dilakukan apabila sampel acak atau memiliki karakteristik yang sama. Setiap  anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk di ambil sebagai anggota sampel. Seluruh anggota populasi di beri nomor dari satu sampai terakhir. Pada contoh pengambilan sampel siswa SMP umpamanya yang akan mengikuti latihan pramuka. Sampel yang akan di ambil sebanyak 90 orang dari jumlah populasi 995 siswa. Rentang yang di gunakan bisa 10, bisa 11 ( 995 : 90 ), supaya lebih mudah ambil saja rentang 10, siswa-siswa yang akan menjadi anggota sampel adalah bernomor urut 1,11,21,31,41 dst atau nomor 2,12,22,32,42 dst atau nomor 10,20,30,40,50 dst,  nomor urut berapa yang akan di ambil sebagai nomor awal.

3.     Pengambilan sampel acak berstrata
Yaitu apabila di dalam populasi terdapat kelompok-kelompok dimana antara satu kelompok dengan kelompok yang lain tampakanya ada strata. Contoh di dalam satu sekolah terdapat siswa kelas I, II dan III yang menunjuk pada tingkatan kelas sehingga sample penelitian harus di ambil dari perwakilan kelas tersebut.
a.       Pengambilan sampel klaster
Populasi selain tersusun dalam bentuk jenjang tingkatan atau strata juga terbagi atas kelompok-kelompok atau klaster. Kelompok atau klaster bisa berbentuk wilayah, lembaga, oerganisasi atau satuan-satuan lainnya. Dalam pendidikan lingkup provinsi atau dinas pendidikan pada setiap kota atau kabupaten, dinas-dinas tersebt merupakan klaster pada jenjang kota kebupaten.
b.      Pengambilan sampel klaster berstrata
Pengambilan sampel klaster berstrata merupakan gabungan atau perpaduan dari cara pengambilan sampel acak berstrata dengan sampel acak klaster. Umpanya pada populasi siswa SMK ada strata kelas dan klaster bidang keahlian. Maka sampel acak di ambil pada bidang keahlian automotif di kelas I atau keahlian elektronik di kelas II atau keahlian pertanian di kelas III dst.

4.     Ukuran sampel
-          Beberapa pertimbangan.
Pemilihan dan pengambilan sampel merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian, ketepatan jenis dan jumlah anggota sampel yang di ambil akan sangat mempengaruhi keterwakilan sampel terhadap populasi.
-          Kebutuhan sampel besar
a.       Jika terdapat ssejumlah variabel yang tidak bisa di kontrol
b.      Jika dalam penelitian terantisipasi adanya hubungan atau perbedaan yang kecil.
c.       Jika dalam penelitian di bentuk kelompok-kelompok kecil.
d.      Menghindari penyusutan
e.       Jika di harapkan syarat-syarat keabsahan secara statistik di penuhi.
f.       Jika dalam penelitian di hadapkan pada populasi yang sangat heterogen.
g.      Jika reliabilitas dari variabel batas tidak terjamin.

5.     Perhitungan besarnya sampel.
Untuk menentukan sampel besar dalam penelitian-penelitain survei dapat saja dilakukan perhitungan secara kasar berdasarkan perkiraan, dengan prinsip pengambilan sampel maksimal. Umpamanya dalam survei tentang pembagian waktu belajar di antara mahasiswa di satu fakultas yang seluruhnya berjalan yang orang terdiri atas 5 program studi dan setiap program studi memiliki tiga tingkatan. Besarnya sampel di ambil 10 % dari seluruh populasi atau 400 orang. Sampel untuk setiap strata ( tingkatan ) dan klaster ( program studi ) di ambil secara proporsional berdasarkan jumlah populasi pada strata dan klaster tersebut.

KESIMPULAN
Populasi target seluruh orang atau objek yang akan menjadi sasaran kesimpulan penelitian. Populasi umum adalah guru SMA di jawa barat, populasi target adalah guru tetap negeri. Anggota populasi yang terdiri atas orang disebut subjek. Kalau bukan orang disebut objek. Sampel adalah kelompok kecil bagian dari target populasi yang mewakili populasi dan secara riil di teliti. Populasi terukur adalah bagian dari populasi target yang secara riil jadi dasar penentuan sampel karena di ketahui jumlahnya. Sampling merupakan prosedur dan langkah-langkah penentuan sampel. Bias adalah  kekeliruan dalam pengambilan sampel, sehingga menyebabkan sampel tidak mewakili populasi. Sebab-sebab bias : 1) kekeliruan menentukan target populasi, 2) karakteristik sampel tidak mewakili target populasi, 3) kesalahan dalam penentuan wilayah, 4) jumlah sampel terlalu kecil, 5) kombinasi dari keempatnya.
Macam-macam cara pengambilan sampel: sampel acak karena karakteristiknya sama, sampel bukan acak karena karakteristik tidak sama. Macam-macam sampel acak: sampel acak sederhana, acak sistematis, acak berstrata, acak klaster, acak klaster berstrata. Sampel bukan acak: sampel purposif, sampel insidentaldan sampel cock ( convension sample ). Ukuran sampel: beberapa pertimbangan penentuan sampel, kebutuhan sampel besar, perhitungan besarnya sampel.

DAFTAR PUSTAKA
Fraengkel, J.R. & Wallen, N.E. (1993). How To Disign And Evaluate Research In Education. New York:Mc Graw Hill Inc. Bab 6
Gall, M.D., Gall, J.P. & Borg, W.R. ( 2003 ). Educational Research. Boston: Pearson Education, Inc. Bab 6
Mcmilan, J.H. & Schumacher, Sally. (2001). Research In Education. New York: Longman.
Popham, W.J. & Sirotnik, K.A. (1973) Educational Statistic: Use And Interpretation. New York: Harper & Row, Publishers.
Shavelson, R.J. (1998). Statistical Reasoning For The Behavioral Sciences. Boston: Allyn and Bacon
Sudjana. (2000). Metode Statiska. Bandung: Tarsito 

0 komentar:

Posting Komentar

tulislah komentar yang baik, kalau kritik boleh untuk membangun blog

Copyright @ 2013 AGUNG_NET BLOG.